Ada Apa PDI-P dan Rusmadi?

Ada Apa PDI-P dan Rusmadi?

Beberapa pekan belakangan ini, DPC PDI-P Samarinda bersuara nyaring soal rencana deklarasi pasangan calon Andi Harun dan Rusmadi Wongso pada Pilwali Samarinda. Namun begitu, PDI-P masih membuka peluang buat mengusung Andi Harun lewat pernyataan Safaruddin. Tapi tidak untuk Rusmadi. Mengapa?    PADA 28 Oktober 2019, mantan Sekprov Kaltim Rusmadi Wongso mendeklarasikan diri maju pada pemilihan wali kota (Pilwali) Samarinda 2020 ini. Lokasinya di Cafe Antara, Samarinda. Rusmadi berdiri di antara tim pendukungnya dan para jurnalis. Tampak bercahaya mengenakan celana cream dan kemeja putih. Di belakangnya terpampang baliho dengan background merah putih. Bertuliskan “DR.H Rusmadi Wongso untuk Samarinda Madani”. Kata “Samarinda Madani” berada di bawah tulisan nama Rusmadi. Hurufnya lebih kecil. Di bagian atas sebelah kiri, tertulis “Kawal Rusmadi”. Dalam konferensi pers tersebut, Rusmadi didampingi mantan kepala Dinas Pendidikan Kaltim Musyahrim dan akademisi Daddy Ruhiyat. “Niat saya konferensi pers ini hanya menyampaikan saya maju di pilwali. Informasi detailnya nanti saya paparkan,” ujar lelaki berkacamata itu. Rusmadi yang juga pernah maju pada pemilihan gubernur (Pilgub) 2018 sebagai wakil Safaruddin mengaku, tidak pernah mendaftar melalu jalur parpol. Pun tidak pula mendaftar melalui jalur perseorangan. Rusmadi percaya bakal diusung tiga parpol besar. “Saya tak mungkin mengumumkan maju seperti ini kalau belum jelas pasangan dan parpolnya,” tegasnya. Soal posisi, Rusmadi tak mempermasalahkan. Apakah nanti akan menjadi bakal calon wali kota atau wakil wali kota. Baginya, pengabdian pada masyarakat tak ada batasnya. Saat itu, dia belum mau terbuka soal ongkos politik dan hal-hal detail lainnya. “Terlalu dini,” katanya. Dia hanya menyebut segalanya sudah siap. Memang saat itu, Rusmadi belum menyebutkan partai apa saja yang mau mengusung dia. Termasuk PDI-P. Karena ketika deklarasi itu, partai berlambang kepala banteng tersebut sudah menutup pendaftaran pada 17 September 2019. Sebulan sebelumnya. Tapi dari pernyataanya yang optimistis, pastinya Rusmadi sudah melakukan komunikasi politik dengan partai politik. Beberapa pekan sebelumnya, Disway Kaltim mendapat kabar tepatnya pada 12 Oktober 2019 pukul 21.07. Bahwa Andi Harun bakal menggandeng Rusmadi dengan koalisi Gerindra, PKB dan PKS. Dari kabar tersebut juga diketahui timnya sudah tersusun. Lengkap dengan kampanye medianya. Bahkan akan membentuk media khusus untuk itu. Tim sosmed-nya bahkan akan bergerak dua hari setelah kabar tersebut diterima. Artinya, tanpa PDI-P pun pasangan Andi Harun dengan Rusmadi akan terus maju pada Pilkada Samarinda. **** Beberapa pekan terakhir, baliho Andi Harun-Rusmadi tampak di berbagai sudut kota Samarinda. Mereka dijadwalkan akan menggelar deklarasi pada 23 Februari mendatang. Sekaligus dengan menggelar Jalan Sehat di Gor Segiri Samarinda. Rupanya baliho tersebut juga yang membuat DPC PDI-P Samarinda berang. Mengingat, sebelumnya Andi Harun sudah mendaftar sebagai bakal calon dari PDI-P. Siswadi sebagai ketua PDIP Samarinda yang bersuara lantang. Ia menganggap Andi Harun tak berkoordinasi dengan PDI-P terkait rencana berpasangan dengan Rusmadi. “Saya menyikapi, salah satu kandidat yaitu Andi Harun yang telah menyatakan diri berpasangan dengan Pak Rusmadi. Kami anggap pelanggaran. Sehingga kami bersikap untuk tidak menjadikan rekomendasi partai untuk mendukung,” jelas Siswadi, Rabu (29/1/2020) sore. Siswadi menyebut Andi Harun dan Rusmadi melanggar mekanisme partai dengan menentukan pasangan sendiri tanpa menunggu turunnya rekomendasi yang akan dikeluarkan DPP PDI-P. Memang partai binaan Megawati itu belum mengumumkan siapa yang akan direkomendasikan untuk diusung pada Pilwali tahun ini. Siswadi pun sudah berkoordinasi dengan DPD PDI-P Kaltim dan DPP untuk tidak merekomendasikan pasangan tersebut. Pada 29 Januari mereka menggelar konferensi pers yang menyatakan sikap itu. Konferensi pers digelar di ruangan Siswadi di kantor DPRD Samarinda. “Konferensi pers ini sudah kami konsultasikan ke DPP dan DPP sudah mempersilakan untuk kami mengambil sikap,” lanjutnya. Yang dipersoalkan Siswadi, yakni terkait pemilihan pasangan Rusmadi sebagai pendamping Andi Harun. Kedua, ternyata Rusmadi tak mendaftar sebagai bakal calon dari PDI-P. Sementara PDI-P, kata Siswadi, tidak mungkin mengusung kandidat yang tidak mendaftar melalui PDI-P. Siswadi juga membantah, jika Rusmadi bukanlah kader PDI-P. Kendati pada Pilgub 2018 lalu PDI-P pernah mengusung Rusmadi untuk mendampingi Safaruddin. ***** Pernyataan Siswadi ini juga membuat Andi Harun tersulut. Ia menyayangkan hal itu dan dianggapnya tidak beretika. “Seharusnya secara etika politik disampaikan secara tertulis atau lisan dalam mekanisme pendaftaran di PDI-P, bukan melalui konfrensi pers. Karena kami mendaftar berusaha memenuhi secara prosedural dan penuh etika kepada PDI-P,” terang Andi Harun saat dikonfirmasi melalui seluler, Rabu, (29/01). Ia beranggapan DPC PDI-P tidak perlu menyinggung pendaftar yang telah melalui prosedur. “Tidak perlulah adanya sikap seperti itu, saya atau mungkin calon lain sangat menghormati partai PDI-P sejauh ini,” sebutnya. Bahkan menurutnya, penyampaian selama konferensi pers oleh Siswadi terkesan bertolakbelakang. “Komunikasi Ketua DPD dengan kami yang masih berjalan intens, ini seolah memunculkan kontra dengan proses yang berjalan,” pungkasnya. MASIH BISA BERUBAH Terkait hal itu, Disway Kaltim mencoba menemui Safaruddin di Gedung Nusantara II DPR RI. Tepatnya, Ruang Rapat Komisi III DPR RI. Sekira pukul 15.30 WIB. Safaruddin, saat itu mengenakan kemeja batik hitam, bermotif bunga berwarna kuning keemasan. Tak cukup sulit bertemu dengan mantan Kapolda Kaltim ini. Kebetulan, saat media ini menghubunginya, Safaruddin memang tengah berada di Jakarta. Begitu dihubungi, Safaruddin langsung merespons. Jenderal polisi bintang dua purnawirawan ini langsung mengiyakan, kala Disway Kaltim meminta bertemu. Safaruddin mengatakan, peluang Rusmadi Wongso untuk diusung PDI-P tertutup. "Dia (Rusmadi) kan enggak daftar, bagaimana mau didukung," katanya kepada Disway Kaltim, Senin (3/1/2020). Disinggung alasan Rusmadi tak mendaftar ke PDI-P karena saat itu pendaftaran bacalon telah ditutup, Safaruddin menanggapi santai. "Partai kan punya mekanisme. Partai kan ada aturannya. Ada waktu yang membatasi kita. Itu (batas waktu) kan mekanisme pendaftaran," lanjutnya. Meski demikian, mantan Kapolda Kaltim ini juga berujar, dirinya tak punya masalah pribadi dengan Rusmadi, pasangannya di Pilgub Kaltim 2018 itu. Keputusan tak mengusung Rusmadi hanya didasarkan pada aturan partai. Di sisi lain, Rusmadi juga bukan merupakan kader PDI-P. Walaupun saat pilgub diusung PDI-P, namun status Rusmadi di PDIP hanyalah partisipan. "Sabtu kemarin saya ketemu dengan beliau. Ngobrol lama. Beliau bukan kader (PDI-P). Memang kemarin (pilgub) mendaftar. Tapi bukan kader," ungkap anggota Komisi III DPR RI itu. Dalam hal ini, yang masih punya kans diusung PDI-P adalah Andi Harun. Ketua DPD Partai Gerindra Kaltim. Walaupun Andi Harun telah mendeklarasikan diri berpasangan dengan Rusmadi, bagi Safaruddin, semua itu bisa berubah. "Andi Harun berpeluang. Koalisi dengan PDI-P. Andi Harun masih punya kans. Kalau deklarasi, pasang foto bersama, itu biasa dalam proses politik. Bisa berubah," kata Safaruddin, mengomentari deklarasi pasangan Andi Harun-Rusmadi Wongso. Yang pasti, lanjut Safaruddin, bila Andi Harun diusung PDI-P. Maka ia harus berpasangan dengan kader PDI-P. Terakait nama yang akan disodorkan, menunggu hasil survei. Memang sebelumnya, Disway Kaltim juga mendapat kabar bahwa Safaruddin lebih memilih pengusaha Zuhdi Yahya untuk dipasangkan dengan Andi Harun. Diketahui pula bahwa Ketua KONI Kaltim itu sudah mendaftarkan diri sebagai bakal calon PDI-P Samarinda pada 16 September 2019. Dikonfirmasi terkait hal itu, Safaruddin tak membenarkan. Tak juga tak membantah. "Semuanya kan menunggu hasil survei. Termasuk siapa yang akan diusung. Kita lihat rekomendasi DPP, siapa yang keluar. Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini akan diumumkan," pungkasnya. TAK MERASA ADA KONFLIK Sikap Rusmadi mendadak berubah, terkait polemik status keanggotaannya di PDI-P. Ketika muncul pernyataan dari ketua DPC PDI-P Siswadi. Bahwa dirinya bukanlah sebagai kader partai. Rusmadi pun bahkan sempat menanggapi dengan meminta surat pemecatan lantaran tidak diakui sebagai kader. Meski begitu, saat ditemu di salah satu kedai kopi miliknya, yakni Kedai "Kopi Dari Hati" Jalan Sempaja, Selasa (04/02) kemarin pukul 17.00 sore, Rusmadi menyatakan tidak peduli dengan pernyataan Siswadi. Dirinya juga mengaku tidak begitu serius terkait persoalan statusnya sebagai kader atau bukan di PDI-P. "Aku ni sebenarnya tidak serius menanggapi, seorang Rusmadi tidak mau memunculkan statement yang tidak menghormati partai. Kalau pak Siswadi mengatakan saya bukan kader atau bukan anggota, ya itu haknya sebagai ketua partai, saya tidak ambil pusing," ungkap Rusmadi. Mantan Sekprov Kaltim itu bahkan meminta pemberitaan terkait statusnya untuk tidak perlu di gembar-gemborkan. Karena akan memunculkan komunikasi yang buruk antara dirinya dan Partai PDI-P. "Yah kalau status, saya juga tidak tahu seperti apa. Saya merasa baik-baik saja selama ini. Toh saya kemarin mencalonkan pada Pemilhan Legislatif (Pileg) DPR RI,  itu usungan Partai PDI-P kok. Jadi menurut saya tidak ada yang perlu dijadikan permasalahan serius," tuturnya. Ia pun tak mengetahui secara pasti kenapa PDI-P bersikap demikian. Namun dirinya mengakui bahwa tidak mendaftar melalui penjaringan PDI-P. Dengan alasan bahwa ia baru menyatakan siap maju pada 08 Oktober 2019 lalu, sehingga menurutnya saat itu mekanisme penjaringan PDI-P sudah tutup. "Semua tahu PDI-P di tanggal itu sudah tutup pendaftaran," ujar Rusmadi Apakah ada konflik dengan PDI-P?. "Kalau dibilang konflik atau gesekan apapunlah itu namanya, saya pikir seorang Rusmadi tidak senang berkonflik. Seorang Rusmadi sukanya berteman. Banyak teman kan lebih baik. Kalau konflik bukan Rusmadi banget," tandasnya. Dia juga mengakui komunikasinya masih terjalin dengan Partai PDI-P sampai saat ini. "Loh saya dengan pak Safaruddin berkomunikasi baik. Itu untuk tingkatan DPD, di DPP juga saya masih ada komunikasi. Nah kalau pak Siswadi jangan tanya saya. Silakan tanya Siswadi." pungkasnya. (*) Pewarta   : Ariyansah, Arman Phami, Michael F Yacob Editor       : Devi Alamsyah  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: