Makan Siang Satu Anak, Keluarga Kelaparan: Ironi Pemangkasan Anggaran

Ariel Aditya Rahmat, Mahasiswa Ilmu Pemerintahan, FISIP Unmul.-(Foto/Dok. Pribadi)-
PROGRAM Makan Bergizi Gratis (MBG) yang sebelumnya bernama makan siang gratis merupakan salah satu kebijakan atau program andalan pemerintahan Prabowo-Gibran.
Program ini bertujuan untuk menyediakan makanan bergizi secara gratis kepada anak-anak di sekolah, diharapkan dapat meningkatkan gizi anak-anak untuk menciptakan generasi emas Indonesia serta mengurangi beban ekonomi keluarga miskin.
Secara keseluruhan, program ini menargetkan sekitar 83 juta anak sekolah, balita, serta ibu hamil.
Pada tahun pertamanya, ditargetkan sekitar 15 juta penerima manfaat pada akhir tahun 2025.
Salah satu yang melatarbelakangi Program Makan Bergizi Gratis ini ialah masalah stunting dan kurang gizi yang masih menjadi perhatian di Indonesia.
Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2024 menunjukkan bahwa angka stunting di Indonesia berada di 21,5%, masih di bawah target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) sebesar 14%.
Program ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk meningkatkan status gizi bayi dan menciptakan sumber daya manusia yang unggul dalam menyongsong Indonesia Emas 2045.
Salah satu tantangan dari program andalan pemerintahan Prabowo-Gibran ini adalah permasalahan dana yang harus dikeluarkan.
Apalagi, seperti yang kita ketahui anggaran program Makan Bergizi Gratis ini nampak simpang siur sedari awal program ini digagas.
Mengingat lagi pada awal program ini diluncurkan di kampanye Pilpres 2024 Prabowo-Gibran, Prabowo menyebut makan siang gratis akan membutuhkan dana Rp 460 triliun lebih.
Rincian sumber pembiayaan program tersebut dari alokasi dana APBN untuk pendidikan dan perlindungan sosial.
Pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp71 triliun dalam RAPBN 2025 untuk tahap awal program ini.
Program MBG ini sudah mulai berjalan awal januari lalu.
Di tengah jalannya program ini, Presiden Prabowo memutuskan memperluas sekaligus cakupan program Makan Bergizi Gratis yang mulanya direncanakan secara bertahap yang awalnya 17 juta orang menjadi 82,9 juta orang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: