Terpukau Ketua Kadin

Terpukau Ketua Kadin

PALING muda di antara yang hadir. Ketika silaturahmi Perkumpulan Tionghoa Balikpapan (PTB) dengan tokoh nasional Dahlan Iskan di Restoran Dandito Balikpapan, Senin 27 Januari lalu. Dia duduk di antara pak Dahlan dan wartawan senior Zainal Muttaqin. Dia aktif terlibat obrolan seputar bisnis lokal, nasional, pun global. Dan dia menjawab dengan tangkas setiap pertanyaan pak Dahlan. Berdasarkan pengalaman pribadinya. Juga sesekali menimpalinya dengan data dan realita yang dia temukan. Dia lah Yaser Arafat, ketua Kadin (Kamar Dagang dan Industri) Balikpapan. Sambil tersenyum, dia memperkenalkan dirinya di pertemuan itu, sebagai ketua Kadin termuda se-Indonesia. Usianya 35 tahun. Yaser yang saya kenal di lapangan golf, merupakan pribadi yang humble. Kesehariannya tampil bersahaja. Meskipun memimpin perusahaan beromzet ratusan miliar, dia menyopiri sendiri mobil tunggangannya, double cabin Mitsubishi Triton, yang bukan mobil mewah. Dia terjun langsung mengawal bisnis yang dirintis orang tuanya. Karena itu dia bisa bercerita kepada pak Dahlan, dan semua yang hadir pada pertemuan dalam suasana Imlek itu, betapa tidak mudah berbisnis dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). "Saya punya pengalaman jadi sub-kontraktornya. Susah sekali mencairkan tagihan," katanya, seolah hendak mengingatkan pak Dahlan, yang pernah menjabat sebagai menteri BUMN delapan tahun lalu. Ketika ditanya pak Dahlan tentang dampak positif, dengan adanya rencana pembangunan ibu kota negara (IKN) di Kaltim, bagi dunia usaha Balikpapan yang dekat dengan lokasi proyek IKN, dengan tegas Yaser menjawab belum terasa. "Saya ada data bahwa sejak proyek IKN digaungkan, ada sekitar tiga puluh ribu orang datang ke Balikpapan. Sepertinya baru kalangan perhotelan yang merasakan,"katanya. Menurut Yaser, banyak orang datang ke Balikpapan untuk mencari peluang membeli lahan. Dia tidak bisa memastikan, apakah yang datang itu pengusaha atau petualang tanah. "Yang jelas, yang berkaitan pekerjaan infrastruktur belum ada," tegas Yaser yang bidang usahanya melingkupi infrastruktur. Apakah Anda punya banyak lahan di kawasan IKN? tanya pak Dahlan. "Ada sekitar 100 hektare di kawasan industri," jawab Yaser, sambil tersenyum malu-malu. Fakta dan data yang disampaikan Yaser itu, dibenarkan oleh semua yang hadir. Yang semuanya para pelaku usaha itu. "Bapak-bapak yang hadir disini semuanya teman baik bapak saya. Mereka satu angkatan," kata Yaser, meyakinkan pak Dahlan. Saya mengenal Yaser di lapangan golf. Dia fasih berbahasa Inggris, juga Arab. Dia menyelesaikan studi S-1 di Timur Tengah dan meraih master bisnis di Selandia Baru. Kadang ketika bertemu, kami juga berkisah tentang indahnya kota Auckland di Selandia Baru. Kebetulan saya juga pernah dua tahun bersekolah di Auckland. Saya melihat cukup banyak baliho bergambar wajah Yaser di banyak tempat strategis di Balikpapan. Tampaknya dia akan ikut maju dalam pemilihan wali kota Balikpapan yang akan datang. Dia memang sangat memenuhi syarat sebagai itu. Bekal keilmuan yang memadai. Pengalaman berorganisasi yang juga cukup. Semoga berhasil. (*/Direktur Unit Bisnis Disway Kaltim)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: