Kematian Yusuf Sisakan Misteri
Hasil tes DNA memang sudah keluar. Dan terbukti jasad tanpa kepala yang ditemukan warga itu adalah M Yusuf Ghazali. Bocah yang hilang di tempat penitipan anak. Namun, peristiwa tersebut masih menyisakan misteri. Ada “blank spot” dari saat pengasuh mengaku kehilangan Yusuf hingga penemuan jasad tersebut yang belum terungkap. SEKITAR Pukul 22.00 Wita, Selasa (21/1/2020), mobil SUV hitam memasuki halaman Polsek Samarinda Ulu. Petugas kepolisian kemudian menggiring para tersangka kasus hilangnya M Yusuf Ghazali. Tak lain adalah MI (26) dan SY (52), pengasuh Yusuf di PAUD Jannatul Athfal. Dalam mobil tersebut MI dan SY dikawal 4 petugas kepolisian. Dua di depan dan dua di belakang. Saat keluar mobil Opsal Polsek Samarinda Ulu, keduanya berjalan tertunduk dikawal empat petugas berpakaian preman tadi. SY saat itu mengenakan baju berwarna krem, sedangkan MI mengenakan baju biru. Kedua tersangka tersebut dijemput berbarengan di PAUD Jannatul Athfal di Jalan AW Syahranie, Kelurahan Gunung Kelua, Samarinda Ulu. Sebelum itu, pagi harinya. Soal keluarnya hasil tes DNA itu sudah menyebar di kalangan insan pers. Namun polisi masih belum membeberkan hasilnya. Kapolresta Samarinda Kombes Pol Arif Budiman melalui Kasat Reskrim Kompol Damus Asa menginformasikan kepada Disway Kaltim, Selasa (21/1/2020) siang. “Benar sudah keluar. Baru diambil ke Jakarta sama anggota,” kata Damus. Kedua tersangka tampak irit bicara. Hanya SY beberapa kali menjawab pertanyaan wartawan. Sementara MI yang usianya lebih muda, lebih banyak diam membisu. Tak banyak juga yang diceritakan SY, hanya berputar-putar di situ-situ saja. “Saya waktu itu memang berdua piket jaga. Tapi sebenarnya khusus bayi, tapi karena pengasuh satunya ke toilet, jadi saya agak kerepotan. Kebetulan ada 4 bayi yang saya jaga sedang rewel. Pas saya nganuin anak bayi, Yusuf sedang main. Jadi fokus saya enggak ke semua anak. Dari situ saya sudah enggak lihat Yusuf ke mana,” kata Sy. Kanit Reskrim Polsek Samarinda Ulu Ridwan kepada Disway Kaltim mengatakan, Ml dan SG awalnya hanya sebagai saksi dari hilangnya Yusuf, tetapi keduanya telah ditetapkan menjadi tersangka setelah adanya hasil tes DNA jasad balita tanpa kepala. Memang sedari awal kepolisian hanya tinggal menunggu hasil tes DNA ini, jika benar itu Yusuf maka tersangka akan dilimpahkan kepada pengasuh jaga karena dianggap lalai. Kepada media, kedua tersangka hanya mengaku menyesali kejadian tersebut karena lalai menjaga Yusuf saat itu. Seperti diberitakan sebelumnya, hilangnya Yusuf yang misterius dan ditemukannya balita tanpa jasad, menimbulkan berbagai spekulasi. Apalagi ketika kedua orang tua Yusuf, Bambang Sulistiyo (34) dan Melisari (30), mengenali jasad yang sudah hancur itu sebagai anaknya. Dilihat dari baju yang menempel di badan jasad tersebut. Sedari awal, polisi sudah memprediksi jika kasus tersebut bukanlah kasus penculikan. Hal itu berdasarkan fakta dan olah TKP bersama para saksi. Totalnya ada 14 saksi yang diperiksa kepolisian. Yang paling memungkinkan hasil dari olah TKP tersebut, Yusuf terpeleset dan tercebur sungai. Apalagi saat itu, Jumat 22 September, kondisinya hujan lebat. Namun kepolisian tak mau buru-buru menyimpulkan dan menetapkan tersangka. Memilih untuk menunggu hasil tes DNA dari forensik. Kompol Damus meyakini, perkara Yusuf ini sudah jelas. “Hanya tinggal menunggu saja. Kita tidak ingin tergesa-gesa menetapkan seseorang menjadi pelaku yang bertanggungjawab. Baik mengenai kelalaiannya maupun yang lainnya,” ucap Damus kepada Disway Kaltim, Senin (30/12/2019) di ruang kerjanya. Namun, saat itu, Bambang kurang setuju dengan analisa pihak kepolisian terkait kasus Yusuf yang terbawa arus parit. Pasalnya, beberapa drainase ketika Bambang dan rekannya menyisir tempat itu kondisinya mampet. Dan posisi penemuan jasad jaraknya sekitar 3,8 km dari tempat diduga Yusuf terpeleset dan terbawa arus. Padahal, 500 meter dari lokasi tersebut, drainasenya tersumbat. Bambang menduga ada indikasi lain soal hilangnya Yusuf. Menurutnya janggal. Karena itu, Bambang meminta agar pihak kepolisian lebih teliti untuk mengusut kasus tersebut. Agar, jangan ada kasus serupa yang menimpa keluarga lain. Lagi-lagi Bambang menggunakan nalurinya sebagai ayah dan melihat kebiasaan Yusuf hari-hari. Menurut Bambang anaknya paling anti keluar rumah tidak memakai alas kaki. Dan ternyata, saat kasus tersebut, sepatu Yusuf masih ada di sekolah. Artinya anaknya itu keluar tanpa alas kaki. “Saya enggak yakin kalau Yusuf terpeleset. Ia tidak mau kakinya injak pasir. Kalau toh memang benar, hebat PAUD-nya dapat mengubah anak saya dalam satu minggu”. LEGA TAPI KECEWA Keluarnya hasil DNA jasad tak berkepala yang menunjukkan benar bahwa itu M Yusuf Ghazali, membuat kedua orang tua Yusuf lega. Kendati hal itu tak mengubah apapun soal malangnya nasib sang anak. Bambang Sulistiyo mengajak istrinya Melisari menuju Polsek Samarinda Ulu. "Saya selaku orang tua datang kesini karena masih mencari kebenaran anak saya. Namanya saya orang tuanya. Apapun tentang kabar anak saya akan saya telusuri. Saya juga ucapkan terima kasih kepada pihak kepolisian telah mencari kebenaran dan keadilan buat anak saya," kata Bambang Sulistiyo (34) ayah dari Yusuf, kemarin siang. Di luar investigasi dari kepolisian, Bambang terus mencari informasi dan fakta-fakta tentang keberadaan anaknya sejak pertama hilang. Namun hasilnya masih buntu. "Saya sendiri selama kabar hilang itu kesana-kemari mencari tahu sebab dan akibat. Meski pihak polisi dan kerabat juga berusaha mencari dengan caranya masing-masing. Tapi namanya kita tidak punya bukti apa-apa sejak awal, saya sedikit kesulitan," sebut Bambang. Melisari (30), ibu mendiang Yusuf, meski mengaku lega, tapi juga mengungkapkan rasa kecewa dengan sekolah PAUD dan pengasuhnya yang bertanggung jawab saat hilangnya Yusuf. "Saya ada rasa sedikit lega selama ini mencari kebenaran anak saya, tapi saya juga sangat kecewa dengan PAUD, saya menyekolahkan anak saya di sana supaya mendapat pendidikan yang baik, tapi malah tidak dijaga," sesalnya. Saat ditanya apakah ada langkah tanggung jawab dari pihak sekolah Yusuf kepada pihak keluarga? Ayah Yusuf menjawab bahwa pihak PAUD hanya melakukan permohonan maaf di awal kabar hilangnya Yusuf, setelahnya komunikasi tersebut terputus sejak hampir seminggu Yusuf hilang. "Kalau pihak PAUD sewaktu hilangnya Yusuf sekitar semingguan masih komunikasi, karena saya bersikeras mencari tahu dari pihak sekolah, mereka juga sempat meminta maaf. Setelah itu terputus komunikasi," bebernya. Meski begitu, orang tua Yusuf mengaku telah ikhlas kehilangan anaknya, tetapi masih berharap untuk mencari kebenaran penyebab kematian maupun tersangka lainnya. "Saya dan keluarga ikhlas anak saya sudah meninggal, tapi namanya kami berdua orang tuannya kami hanya berharap kefaktaan nya terungkap secara detail. Kami menyerahkan semua kepada pihak berwajib dan semoga segera terungkap dengan bukti-bukti yang kuat," imbuhnya. (*) Pewarta : Arman Phami Editor : Devi Alamsyah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: