Mendikdasmen Abdul Mu’ti Usung Konsep Deep Learning, Apa Bedanya dengan Kurikulum Merdeka?
Mendikdasmen, Abdul Mu'ti mengusung istilah deep learning sebagai arah baru pendidikan Indonesia.-(Foto/ Antara)-
Melalui mindful learning, siswa diharapkan belajar dengan penuh kesadaran; joyful learning menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
Sedangkan meaningful learning mengajak siswa menemukan arti dari apa yang dipelajari.
BACA JUGA: Banyak Anak di Indonesia Kekurangan Vitamin D, Ini Sumber untuk Memenuhinya
BACA JUGA: DBON Kaltim Gembleng 120 Atlet Muda Terpilih di Basecamp Sempaja
Mu’ti menekankan bahwa pilar-pilar ini tidak mengubah kurikulum, tetapi memberi guru cara baru dalam mengelola proses belajar yang lebih bermakna.
Perbedaan dengan Kurikulum Merdeka
Sementara itu, Kurikulum Merdeka yang diperkenalkan pada masa Nadiem Makarim sebagai Mendikbudristek bertujuan untuk mendukung pemulihan pembelajaran setelah pandemi.
Kurikulum ini dikembangkan dengan fokus pada fleksibilitas dan pengembangan karakter, serta kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi.
Salah satu karakteristik utama dari Kurikulum Merdeka adalah pembelajaran berbasis proyek yang menekankan pengembangan soft skills dan karakter sesuai dengan profil Pelajar Pancasila.
BACA JUGA: Pjs Bupati Berau Minta Generasi Muda Pertahankan Kearifan Budaya Lokal
BACA JUGA: Penataan Jalan MT Haryono Balikpapan Dibagi Dua Tahap demi Tingkatkan Kualitas dan Kenyamanan
Pembelajaran ini juga memberikan fleksibilitas bagi guru untuk melakukan penyesuaian materi sesuai dengan kebutuhan siswa dan konteks lokal.
Dikutip dari laman resmi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Kurikulum Merdeka memberi ruang bagi pembelajaran yang terdiferensiasi, memungkinkan guru menyesuaikan metode pengajaran dengan tingkat kemampuan dan kebutuhan siswa.
Selain itu, fokus pada materi esensial bertujuan agar siswa memiliki waktu cukup untuk pemahaman yang lebih mendalam terhadap kompetensi dasar.
Meski konsep deep learning yang diusung oleh Abdul Mu’ti berbeda dengan Kurikulum Merdeka, kedua pendekatan ini sama-sama berorientasi pada pengembangan keterampilan dan pemahaman mendalam.
BACA JUGA: Warga Teluk Lingga Keluhkan Mafia Tanah saat Reses Eddy Markus Palinggi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: