Bantu Petani Lokal, Kerja Sama dengan 44 Toko

Bantu Petani Lokal, Kerja Sama dengan 44 Toko

Buah naga yang banyak ditanam di Balikpapan menginspirasi Resi Apryanti untuk berbisnis. Belajar dari seorang teman, Resi mengolah buah kaya manfaat itu menjadi stik buah. Berikut ceritanya.================================================ Darul Asmawan, Balikpapan Kisah perjalanan usaha stik buah naga Resi Apryanti bermula ketika dia dan suaminya tinggal di Riau. Saat itu, Resi belajar dari seorang teman, untuk membuat stik kentang. Penganan itu, dia jual di warung sang mertua. Rupanya, cukup banyak yang berminat pada camilan itu. Berjalan waktu kemudian, suami Resi pindah bekerja ke Balikpapan, 2010 silam. Akhirnya, Resi yang memang berasal dari Balikpapan, memutuskan untuk berbisnis makanan stik tersebut di Kota Minyak. Bukan hanya stik kentang, dia juga membuat stik dari bahan buah naga. Buah yang bahannya melimpah di Balikpapan. Tak cukup dengan itu, Resi juga membuat lagi stik pisang, stik bawang dan stik pandan. Permulaannya pun, tidaklah landai. Resi harus jatuh bangun, menawarkan produknya kepada siapapun yang dia temui di jalan dan di tempat-tempat umum. "Waktu itu, saya jualannya door to door. Saya keliling perumahan menawarkan produk saya dari rumah ke rumah, dari orang ke orang, bahkan di tempat parkir mal-mal itu saya tawarkan, kepada ibu ibu yang saya temui, sasaran saya memang ibu-ibu waktu itu," cerita Resi Apryanti kepada Disway Kaltim, Senin (6/1). Setelah cukup lama bergelut dengan itu, akhirnya perjalanannya usahanya sampai pada Dinas Koperasi, UMKM dan Perindustrian. Dia mendapatkan binaan dari dinas tersebut, diberi pelatihan-pelatihan untuk pengembangan produk, juga berpartisipasi pada berbagai pameran untuk memperkenalkan produknya. "Melalui Dinas UMKM juga, saya mengurus PIRT dan memperbaiki kemasan, juga menetapkan brand produk, yaitu Avan Food, yang diambil dari nama anak saya," ujarnya. Kemudian, kata Resi, produk-produk camilan stiknya itu dititipkan di toko oleh-oleh atau UKM center di kawasan Stal Kuda. Hasilnya cukup menjanjikan, cukup banyak yang berminat. "Waktu itu, memang yang stik buah naga yang paling populer, banyak peminatnya," ucap Resi. Beranjak lebih jauh, usaha Resi itu berkembang hingga sekarang. Dalam sehari dia mengaku mampu memproduksi 1.500 bungkus stik berbagai macam rasa. Setiap bungkusnya dibanderol antara Rp 15-19 ribu. Produksinya, dilakukan di rumahnya bersama dengan suaminya. Untuk bahan bakunya, ungkap resi, diambil dari petani lokal, terutama buah naga. "Belinya dari petani di daerah kilometer 21 sana, yang banyak dijual di pinggir jalan arah ke Samarinda," jelasnya. Resi melanjutkan, pemasaran saat ini pun cukup luas. Dia menitipkan ke toko oleh-oleh, swalayan dan mini market di beberapa daerah di Kaltim, seperti Balikpapan, Samarinda, Tenggarong, Sangatta dan Bontang. "Totalnya ada 44 toko. Sistemnya konsinyasi, jadi kalau ada yang tidak laku terjual, atau kemasan rusak, ya diretur (kembalikan,red). Selain itu, ada juga reseller yang rutin memesan," imbuh dia. Untuk omzet, kata dia, jika dihitung bersih, per bulannya sekitar Rp 22.500.000. Angka belum dikurangi dengan barang yang diretur atau tidak laku terjual. Produk ini mampu bertahan hingga tiga bulan. Dia mengatakan, sejak awal memang fokus pada kualitas produknya, seperti kemasan, dan juga rasanya, menjaga kekhasannya. "Meski begitu, juga banyak kendalanya, terutama di awal-awal, penjualan juga jatuh bangun, apalagi waktu pertama kali muncul kebijakan bagasi berbayar," sebutnya. Resi juga mengungkapkan alasannya memanfaatkan buah naga sebagai bahan baku camilan stik. Dia ingin agar buah naga yang dihasilkan petani, ada produk turunannya. Karena kalau hanya dijual langsung, belum tentu laku semua. Apalagi jika ada buah yang kecil-kecil atau kurang manis. Buah yang seperti itu jika diolah, akan menjadi manis. Dia juga berharap, agar usahanya itu, lebih berkembang lagi. Mampu memperluas pemasaran. Bahkan ia menargetkan produknya mampu menembus pasar ekspor. (eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: