Lestarikan Kebudayaan Masyarakat Adat, BPK Hadirkan Alat-Alat Tradisional di Pameran Kaltim Museum Expo 2024

Lestarikan Kebudayaan Masyarakat Adat, BPK Hadirkan Alat-Alat Tradisional di Pameran Kaltim Museum Expo 2024

Pengunjung saat melihat alat-alat tradisional yang dihadirkan oleh BPK di Pameran Museum Expo Kaltim 2024-(Disway/Salsa)-

SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM - Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XIV Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara menghadirkan warisan kebudayaan masyarakat adat di Pameran Kaltim Museum Expo 2024.

Sebagai sarana memperkenalkan kekayaan budaya lokal kepada publik yang lebih luas, pameran tersebut berlangsung mulai 18-22 September 2024 di Atrium Utama Big Mall Samarinda.

Kepala BPK Wilayah XIV Kaltimtara, Lestari menyampaikan, pihaknya memamerkan alat-alat tradisional seperti Lesung, Wadah Peras Madu, dan Kotak 21 Patung Kayu.

“Alat-alat ini merupakan warisan nenek moyang kita yang menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya masyarakat di masa lampau,” katanya saat diwawancarai langsung Nomorsatukaltim, pada Sabtu (21/9/2024).

BACA JUGA : Deklarasi Akbar Dendi-Alif Disambut Antusias Ribuan Masyarakat Kukar

Lesung sendiri merupakan alat tradisional dari bahan kayu, yang digunakan untuk menyimpan padi yang akan ditumbuk.

“Alat itu memiliki peran penting dalam pengolahan padi menjadi beras, biasanya dilakukan dengan menggunakan alu secara berulang-ulang hingga padi terpisah dari kulit dan menjadi beras,” ujarnya.

Perempuan yang kerap disapa Tari itu menyebut, kegiatan menumbuk padi biasa dilakukan secara bersama-sama setelah panen selesai.

Bukan sekadar kegiatan fisik, dari proses itu mengandung nilai-nilai gotong royong, kebersamaan, dan kerjasama yang sangat penting dalam kehidupan sosial.

BACA JUGA : Susun Anggaran APBD Perubahan, Farida: DPRD dan Pemkab Kukar Harus Sinergi

“Dalam suasana kebersamaan, masyarakat berkumpul untuk berbagi cerita dan canda tawa dan menciptakan momen yang penuh kehangatan,” ucap Tari.

Tak hanya itu, BPK memamerkan Wadah Peras Madu milik Suku Dayak Paser yang digunakan dalam proses pengumpulan madu saat diambil langsung dari pohon di dalam hutan.

Alat itu terbuat dari kulit rusa dengan tepian rotan berukuran diameter atas 35,5 cm, diameter bawah 21 cm, dan tinggi 24 cm.

Dilengkapi pegangan berbentuk figur manusia dari kayu ulin, serta tali dari rotan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: