Gas Elipiji Langka Terus, Akademisi Unmul Ini Sebut Pemerintah Lamban

Gas Elipiji Langka Terus, Akademisi Unmul Ini Sebut Pemerintah Lamban

Kelangkaan gas elpiji tiga kilogram mendapat sorotan dari sejumlah pihak.-istimewa-

SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM – Akademisi Fakultas Ekonomi (Fekon) Unmul Purwadi mengkritisi kelangkapan gas elpiji tiga kilogram yang terjadi di Samarinda. Menurutnya pemerintah lamban dan justru mengkambinghitamkan hari libur nasional sebagai penyebanya. 

Sebagai informasi, berdasrkan rapat teknis yang dilaksanakan Pemkot Samarinda beberapa waktu lalu, kelangkaan LPG bersubsidi bukan karena stok yang benar-benar kosong. 

Melainkan memang pasokan gas bersubsidi di awal Juni bertepatan pula dengan libur nasional. Yaitu peringatan hari lahir Pancasila pada Sabtu 1 Juni 2024. Kemudian pada Minggu biasanya kegiatan distribusi gas dari Pertamina ke pangkalan libur. Belum lagi dengan kelangkaan gas melon tersebut harganya di pasaran meroket. Bahkan menembus Rp 50 ribu per tabungnya. 

BACA JUGA:Elpiji Tiga Kilogram Langka di Anggana, Pedagang Terpaksa Libur Jualan

Menurut Purwadi, pemerintah terkesan tidak serius mengangani kelangkaan gas melon ini. Alih-alih bertindak, justru berdalih dengan adanya hari libur.

Padahal seharusnya pemerintah dan pihak terkait dari jauh-jauh hari sudah harus mengantisipasi kelonjakan pembelian gas. Mengingat waktu libur penggunaan gas hijau ini makin meningkat. Karena dipakai oleh pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan ibu rumah tangga menengah ke bawah. 

“Pemerintah jangan cari kambing hitam. Ini jelas menujukan ketidakseriusan pemerintah. Harusnya ada perencanaan yang matang dalam mengatisipasi hari libur,” ucapnya saat dihubungu pada Minggu 16 Juni 2024.

Lebih lanjut, Purwadi mengkritisi upaya yang dilakukan oleh pihak terkait terkesan lamban dalam penanganannya. Sudah terjadi kelangkaan yang membuat masyarkat dalam menjalankan roda perekonomiannya terganggu, baru Pemerintah mengambil tindakan. 

Pada situasi ini yang paling sangat dirugikan adalah masyarakat. Dimana seharunys UMKM dapat menjadikan momen ini sebagai ladang basah mencari uang, tapi malah dibuat pusing.

“Sudah seharusnya pemerintah mengedepankan hajat hidup masyarakatnya, jangan ekonomi rakyat yang dipertaruhkan,” tegasnya.

BACA JUGA:Curangi Distribusi Elpiji 3 Kilogram, 5 Distributor Dicabut Izin Usahanya

Belum lagi dengan fenomena kelangkaan gas kecil ini yang acap kali terjadi sebelum liburan atau hari raya Idulfitri dan Iduladha. Silih berganti tahun masalah ini selalu menjadi pelengkap masyarakkat dalam mengahadapi hari rayanya. Nampak seperti kaset lama yang tak kunjung usai. 

Apabila pemerintah menseriusi hal tersebut dan memahami secara utuh, bahwa tabung gas ini merupakan fator terpenting dalam kehidupan masyarakat. Maka pemerintah sudah ada alat pendeteksi dini dalam mengatisipasi kelangkaannya.

“Masa kejadian sudah berulang kali, namun pemerintah tidak punya alat deteksi dini. Bagaimana bertindak ketika menghadapi lonjakan permintaan,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: