DPRD Tolak Jalan Tol Balsam Diganti dengan Nama Awang Faroek

DPRD Tolak Jalan Tol Balsam Diganti dengan Nama Awang Faroek

Teks Foto: Hasanuddin Mas'ud. (Istimewa) ==== Samarinda, DiswayKaltim.com - Setelah jalan tol Balikpapan-Samarinda (Balsam) diresmikan Presiden Joko Widodo pekan lalu, mencuat desakan dari sebagian warga Kaltim yang meminta nama jalan tol tersebut diubah. Warga meminta pemerintah pusat dan pemerintah daerah memberi nama tol itu dengan menyertakan nama Awang Faroek Ishak. Alasannya, sebagai bentuk penghargaan kepada penggagas dan pemprakarsa jalan tol yang menghubungkan dua kota besar di Bumi Mulawarman tersebut. Sebagaimana diketahui, Awang Faroek Ishak memang berada di balik kesuksesan pembangunan jalan tersebut. Pada saat pertama kali proyek itu diusulkannya di DPRD Kaltim, tak sedikit wakil rakyat yang menolaknya. Salah satu alasannya, kala itu dewan berpendapat, pembangunan jalan tol mestinya diserahkan kepada pemerintah pusat dan swasta. Pasalnya, pembangunan jal tol itu membutuhkan dana triliunan rupiah. Proyek yang digagas Awang Faroek tak hanya ditolak wakil rakyat. Aktivis lingkungan seperti Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) dan Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) juga ikut bersuara lantang. Dua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) tersebut berpendapat, lahan yang dilintasi untuk pembangunan tol pertama di Pulau Kalimantan itu melewati Bukit Soeharto. Yang notabenenya kawasan hutan lindung. Meski begitu, Awang Faroek yang kala itu menjabat sebagai gubernur Kaltim tetap bersikukuh menjalankan misi pembangunannya. Proyek tersebut masuk dalam multiyears contract. Triliunan rupiah uang daerah digelontorkan Pemerintah Provinsi Kaltim untuk menyelesaikan proyek tersebut. Menaggapi usulan pemberian nama jalan tol itu, Ketua Komisi III DPRD Kaltim Hasanuddin Mas'ud mengatakan tak setuju dengan masukan itu. Ia berpendapat, nama jalan tol sebaiknya tidak dinisbatkan kepada seseorang yang masih hidup. "Saya rasa begini yah. Penamaan jalan, rumah sakit, pelabuhan, dan lain sebagainya milik pemerintah itu enggak cocok bagi orang yang masih ada," ujar Hasanuddin belum lama ini di Gedung Karang Paci. Politisi Partai Golongan Karya (Golkar) itu mengusulkan nama jalan tol Balsam dengan menyematkan tokoh legendaris, pahlawan, atau raja yang memiliki sumbangsih besar terhadap pembangunan dan kemajuan Kaltim. "Misalnya jalan Mulawarman. Yang sudah tidak ada. Atau bisa nama Pak Awang Long. Yang memorial. Untuk mengingat perjuangan mereka. Bukan yang masih ada. Enggak cocok. Saya tidak setuju," tegas Hasanuddin. (adv/qn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: