Ruang Kelas Terbakar, Siswa di SMPN 5 Samarinda Belajar di Dalam Tenda

Ruang Kelas Terbakar, Siswa di SMPN 5 Samarinda Belajar di Dalam Tenda

Tenda di SMPN 5 Samarinda yang digunakan untuk kegiatan belajar hingga pelaksanaan ujian akhir semester. -(Disway Kaltim/ Iswanto)-

SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM - Siswa-siswi di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 5 yang terletak di Jalan  Ir H Juanda, Kota Samarinda terpaksa harus melaksanakan kegiatan belajar mengajar di dalam tenda. Sebab, bangunan sekolah mereka terbakar pada bulan Maret 2024 lalu.

Keputusan belajar di dalam tenda ini, dikarenakan belum dibangunnya ruang kelas baru, sebagai pengganti ruang kelas yang terbakar dalam musibah tersebut.

Kepala SMPN 5 Samarinda, Diah Astuty mengaku, tenda-tenda yang dibangun itu nantinya akan digunakan untuk pelaksanaan ujian akhir semester tahun ini.

BACA JUGA: Polemik Air Bersih di Kawasan Damanhuri, Walikota: Jangan Seakan-akan Pemerintah Bukan Sebagai Pelayan Publik

Diakuinya, pasca kebakaran beberapa waktu itu, pihak sekolah memang mengalami banyak kendala dalam proses pembelajaran. Apalagi menjelang ujian semester.

"Untuk ujian akhir semester, kelas IX (sembilan) kami gunakan kelas yang tidak terdampak kebakaran. Ada sekitar sembilan rombongan belajar yang digunakan dari 10 yang tidak terdampak kebakaran," kata Diah kepada wartawan, Rabu (24/4/2024).

BACA JUGA: Warga Samarinda Dianggap Konsumtif, Jadi Surga bagi Toko Ritel Modern

Kemudian, kata Diah, untuk pelaksanaan ujian kelas 7 dan kelas 8, pihak sekolah terpaksa harus menggunakan tenda yang dibangun di halaman sekolah.

Pengadaan tenda tersebut, dibantu oleh Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Kaltim. Sehingga bisa memenuhi kebutuhan sekolah. Sebab, dalam pelaksanaan ujian akhir semester tahun ini, pihak sekolah membutuhkan sekitar 15 ruangan.

"Dalam Juknisnya (petunjuk teknis) pelaksanaan ujian hanya untuk 20 orang dalam satu rombongan belajar. Sehingga kami mensiasati dengan melakukan penggabungan antara kelas 7 dan 8 dalam satu kelas. Jadi dari 20 peserta ujian menjadi 40 dalam satu kelas, walaupun dengan angkatan yang berbeda," jelasnya.

BACA JUGA: Dimeriahkan Grup Band Kotak, Minggu Depan KPU Kaltim Jadwalkan Peluncuran Tahapan Pilgub 2024

Dijelaskannya bahwa, dalam prosesnya, pihak sekolah akan menggunakan sistem acak. Contohnya dalam satu kelas itu murid kelas 7 ada 20 orang dan kelas 8 ada 20 orang.

"Pelaksanaan ujian akan berlangsung di bulan Juni, jadi mereka bakal mengikuti kegiatan belajar mengajar dulu di tenda ini sampai memasuki waktu ujian," tuturnya.

Pihak sekolah berharap agar Pemkot Samarinda bisa mempercepat pembangunan ruang kelas baru di sekolah tersebut. Sehingga segala kendala yang dihadapi pasca kebakaran bisa kembali berjalan normal dan lancar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: