Rp 9 Miliar untuk Alun-Alun Teluk Bayur

Rp 9 Miliar untuk Alun-Alun Teluk Bayur

Kawasan lapangan sepak bola Steinkolen Teluk Bayur dipercantik, dengan nuansa tempo dulu.(FERY SETIAWAN) TELUK BAYUR, DISWAY – Revitalisasi Alun-Alun di Jalan Kampung Cina Kecamatan Teluk Bayur, sebagai program penataan kota dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau, guna mempercantik Bumi Batiwakkal. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Proyek Revitalisasi Alun-Alun, Benny Panjaitan mengatakan, pekerjaan proyek revitalisasi tersebut, berada di lapangan sepak bola Steinkolen. “Jadi saat ini telah berdiri monumen dan landmark Teluk Bayur dan tulisan Steinkolen,”katanya kepada DiswayBerau. Pembangunan alun-alun tersebut, tidak akan menghilangkan fungsi awal lapangan. Konsep yang digunakan dalam pekerjaan tersebut adalah memperkenalkan kembali sejarah Teluk Bayur. “Sesuai dengan permintaan masyarakat juga, jadi saat ini dimunculkan kembali nilai sejarahnya,”ujarnya. Teluk Bayur dikenal sebagai salah satu daerah yang pernah diduduki oleh Belanda. Berdasarkan sejarahnya, wilayah tersebut memiliki kandungan batu bara yang cukup banyak. Hingga Belanda membuka lokasi pertambangan di Teluk Bayur. Di wilayah tersebut, pernah ditemukan bukti nyata kegiatan pertambangan. Hal tersebut tertuang jelas di Museum Batu Bara dan sejarah Berau. Anggaran yang digunakan untuk revitalisasi alun-alun Teluk Bayur, sebesar Rp 9 miliar yang berasal dari Bantuan Keuangan (Bakeu) Pemerintah Provinsi Kaltim. “Saya rasa ini juga adalah suatu tantangan yang harus bisa diselesaikan,”tuturnya. Pekerjaan tersebut diwacanakan akan rampung pertengahan Desember, dengan berbagai fasilitas. Antara lain, pos ronda yang berupa duplikat gerbong kereta api yang keluar dari terowongan. Bukan hanya itu, bahkan dibuatkan box charging bagi masyarakat yang mirip boks telepon umum. Dikatakannya, saat ini yang menjadi referensinya dalam pembangunan alun-alun tersebut berasal dari Sawah Lunto, Sumatera Barat. Bukan tanpa alasan, hal tersebut dilakukan berdasarkan fakta sejarah yang memiliki kesamaan. “Memangkan sejarahnya kurang lebih sama, jadi kami coba untuk sedikit meniru gaya dari alun-alun yang ada di daerah tersebut,”pungkasnya. (*/fst/app)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: