Dinkes Klaim Penuluaran HIV di Balikpapan Turun

 Dinkes Klaim Penuluaran HIV di Balikpapan Turun

ilustrasi HIV--

BALIKPAPAN, NOMORSATUKALTIM – Dinas Kesehatan (Dinkes) Balikpapan mencatat sepanjang 2023 penderita Human Immunodeficiency Virus (HIV) di Kota Beriman mencapai 317 kasus.

Ketua Tim Kerja Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Balikpapan, Dewa Gede Dony Lesmana mengklaim, data 2023 tersebut lebih rendah dibandingkan peridoe 2022 lalu, yang mencapai 338 kasus.

"Belum signifikan peningkatannya. Data itu  yang diambil dari layanan kesehatan yang ada di Kota Balikpapan," kata Dewa, Kamis 25 Januari 2024. 

Ia menjelaskan, penularan HIV berdasarkan skrining, populasinya bermacam-macam dan bervariasi. Penjangkit virus mematikan ini disebabkan oleh aktivitas seks semasa jenis. Utamanya dilakukan sesama pria, pekerja seks, waria hingga transgender.

"Ada 20 ribu orang yang sudah dites untuk skrining HIV. Yang positif itu ada 317 orang," sambung Dewa. 

Kendati menurun dibanding tahun 2022 lalu, Dinkes Balikpapan tetap berupaya melakukan penanganan lebih komprehensif. Termasuk screening lebih masif pada setiap individu.

Lebih lanjut, Dewa memaparkan, dari total kasus HIV Balikpapan, terdapat pasien lama dan juga baru yang berasal dari luar kota, seperti Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kabupaten Paser, Kabupaten Kutai Kartanegara dan daerah lainnya.

"Mereka penderita HIV ini didominasi oleh rentang usaia 25-49 tahun, alias usia produktif. Dari jumlah tersebut, penderita terbanyak adalah laki-laki, karena populasinya lebih banyak," jelas Dewa.

Adapun yang terjadi pada 2023, dari total 317 kasus yang terkonfirmasi positif, 28 kasus diantaranya meninggal dunia.

"Namun, mereka yang meninggal dunia ini termasuk pasien lama, yang tidak seluruhnya dari hasil screening baru," sebutnya.

Lebih jauh, ia menambahkan, wilayah yang memiliki risiko tinggi penularan HIV berada di Kecamatan Balikpapan Tengah. Dinkes Balikpapan terus menekan kasus penularan HIV dengan berupaya melakukan langkah-langkah pencegahan. Memutus rantai penularan melalui testing dan screening yang gencar.

"Selain itu, kami juga membuka dan menambah 23 layanan di fasilitas kesehatan seperti Puskesmas, rumah sakit daerah, rumah sakit swasta, dan klinik-klinik," katanya.

"Kami juga menggelar pelayanan pengobatan, dan juga peralatan kontrasepsi sebagai upaya pencegahan," pungkas Ketua Tim Kerja Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Balikpapan ini.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: