Petani Balikpapan Terdampak El Nino

Petani Balikpapan Terdampak El Nino

Kepala Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan Balikpapan, Sri Wahyuningsih.-rap-dok. Disway Kaltim

NOMORSATUKALTIM – Kepala Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan Balikpapan, Sri Wahyuningsih, mengakui Balikpapan terkena dampak El Nino alias kemarau panjang. “Lahan pertanian terkena dampaknya. Terutama petani yang mulai merasakan dampak,” ujar Sri, melalui percakapan Whatsapp.

Akibatnya penurunan produksi, terutama pada komododitas jagung manis. Di Triwulan pertama tahun ini produksinya masih mencapai 1.474.000 ton, kemudian di Triwulan ketiga turun menjadi 806.000 ton.

Begitu pun produksi dan stok beras yang sejak awal tahun selalu mengalami penurunan. Dari 19.650,70 ton di Januari, menyusut menjadi 11.437 ton di September 2023.

Total kebutuhan beras untuk warga Balikpapan sejak awal sampai akhir tahun, menyatir data DP3 yang diterima media ini, menyebut jumlahnya 64.760 ton. Adapun stoknya di kisaran 18,651 ton. Selama ini kebutuhan pangan Balikpapan mengandalkan suplai luar daerah, terutama dari Jawa dan Sulawesi.

Harga Beras Picu Inflasi di Balikpapan

Terpisah, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan, R. Bambang Setyo mengatakan Balikpapan mengalami inflasi sebesar 0,02 persen pada September 2023. Ini lebih tinggi dibanding Agustus 2023 yang deflasi sebesar -0,16 persen (mtm).

Harga beras yang melebihi harga acuan pemerintah menjadi satu memicu kenaikan inflasi di kota ini.  "Kenaikan harga beberapa komoditas pangan, terutama beras menjadi pemicu,” ujar Bambang.

Selain itu, dipicu pula harga ikan layang, jagung manis, dan kacang panjang.  

Selanjutnya penyesuaian harga bensin nonsubsidi yang berlaku sejak September juga memberi ikut tekanan inflasi.

Secara tahunan, inflasi IHK Balikpapan tercatat sebesar 2,96 persen (yoy), atau lebih tinggi dibanding inflasi nasional (2,28 persen yoy). Namun, lebih rendah dibanding inflasi gabungan dua Kota lain di Kaltim (3,07 persen yoy).

Sedangkan inflasi tahun kalender berjalan di Balikpapan sebesar 2,62 persen (ytd). Namun, ada pula beberapa komoditas yang memberi kontribusi deflasi.

Seperti angkutan udara, cabai rawit, kangkung, bawang merah, dan daging ayam ras. Penurunan harga komoditas ini disebabkan faktor musiman, pasokan yang lancar, dan permintaan yang menurun.

Bambang bilang, Bank Indonesia bersama Pemerintah Daerah melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah Balikpapan terus berupaya menjaga stabilitas harga di kota ini.

Menukil data Panel Harga NFA/ Badan Pangan Nasional, terpantau harga beras medium di tingkat pedagang eceran per 7 Oktober 2023 sebesar Rp 13.180 per kg.

Adapun harga beras medium IR-III di Pasar Beras Induk Cipinang sebesar Rp 11.106 per kg per 6 Oktober 2023. Saat ini masih dibutuhkan penambahan stok cadangan beras nasional hingga 1,5 juta ton sampai akhir tahun 2023.

Meski terdampak dampak El Nino dan gagal panen di pelbagai daerah di Indonesia, pemerintah pusat menjamin stok beras sampai akhir tahun masih aman. Ini lantaran impor 2 juta ton dari Thailand, Vietnam, Myanmar, dan Kamboja. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: