Cerita Warga Keluhkan Proyek Garapan PT Fahreza: Bikin Debu Masuk Paru-paru

Cerita Warga Keluhkan Proyek Garapan PT Fahreza: Bikin Debu Masuk Paru-paru

"Tiga kali sehari kami lap kaca karena berdebu, polusi udara. Dampaknya juga PDAM mati karena pipa pecah kena alat berat PT Fahreza," katanya.

Nia juga menyebut, PT Fahreza memotong akses satu-satunya warga samping gang toko Andalas. Warga terisolasi dan kendaraan warga jadi parkir depan toko Andalas.

Lewat media ini, karyawan Andalas hanya bisa mengimbau agar calon pembeli sebaiknya menggunakan masker. Selain itu jika ingin ke toko mereka, langsung diarahkan ke Andalas All Black sebelah roti tiam.

"Dampaknya pipa PDAM mati, polusi udara, penjualan turun drastis, pengunjung susah karena jalanan sempit," kata Nia.

Keluhan juga datang dari pedagang Mie Jogja Pak Karso. Dagangannya sepi karena tempat jualannya konsep terbuka. Debu bertebaran tercampur ke hidangan. Pengunjung malas datang karena makanan jadi tidak bersih karena polusi udara.

"Biasanya akhir pekan ramai, ini berkurang lebih separuh, makanan jadi tidak higienis karena banyak debu," ujarnya.

Saat media ini mengamati situasi proyek DAS Ampal, didapati banyak galian menganga dan cukup lebar. Adapun material Parit Beton atau Uditch Beton hanya bertumpuk dan tidak terpasang.

Pekerja di lapangan juga tak sampai sepuluh orang, mereka sesekali melakukan pengecekan galian. Polusi udara karena Debu yang bertebaran juga tak diminimalisir.

Biasanya, proyek yang memberi dampak bagi pengguna jalan berdebu, dilakukan penyiraman berkala agar debu berkurang. Hal itu tidak dilakukan PT Fahreza.

Saat dikonfirmasi, Project Manager PT Fahreza Duta Perkasa, Arif, belum bisa dihubungi. Saat ditelpon tidak aktif, begitu pun ketika dikirimi pesan elektronik, Whatsapp nya centang satu. Serupa dengan Dirut perusahaan ini, Cahyadi, yang juga sulit dikonfirmasi. (*)

Reporter: Adhi Suhardi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: