BPS Minta Petani Berikan Data Jujur

BPS Minta Petani Berikan Data Jujur

Nomorsatukaltim.com - Badan Pusat Statistik atau BPS meminta petani atau pelaku usaha pertanian lainnya agar menjawab jujur saat dilakukan Sensus Pertanian 2023. Dengan jawaban jujur diharapkan ST 2023 akan menghasilkan data akurat mengenai pertanian di Indonesia. Sekretaris Utama BPS, Atqo Mardiyanto, menyatakan para petani tidak perlu khawatir soal kerahasiaan jawaban terkait rangkaian proses Sensus Pertanian 2023. "Kerahasiaan dijamin, sehingga sudah semestinya pelaku usaha pertanian bisa memberikan data sesuai fakta yang sebenarnya sehingga data yang dihasilkan bisa berkualitas," ujar Atqo dikutip dari Antara, Kamis (6/7/2023). Dikatakan, kerahasiaan jawaban dan informasi yang diberikan para petani dijamin UU Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik. Pasal 21 UU itu menyatakan, penyelenggara kegiatan statistik wajib menjamin kerahasiaan keterangan yang diperoleh dari responden. Selain itu, katanya Pasal 27 UU yang sama menyatakan, setiap responden wajib memberikan jawaban lengkap dan benar. "Keterangan yang diperlukan tersebut, yakni keterangan yang diminta melalui kuesioner yang harus dijawab secara lengkap dan benar," jelasnya. Partisipasi seluruh pelaku usaha pertanian, menurutnya, sangat diperlukan dalam Sensus Pertanian yang sudah digelar sejak 1963 tersebut. Sensus pertanian, katanya, bertujuan untuk menyediakan data struktur pertanian, terutama terkait unit-unit administrasi terkecil. Sensus ini juga untuk menyediakan data yang dapat digunakan sebagai tolok ukur statistik pertanian saat ini, serta menyediakan kerangka sampel untuk survei pertanian lanjutan. Atqo Mardiyanto membeberkan output dari Sensus Pertanian 2023. Beberapa di antaranya, sensus ini menghasilkan data pokok pertanian nasional untuk menjawab isu strategis terkini di sektor pertanian. Selain itu, Sensus Pertanian 2023 juga akan menghasilan data petani gurem atau petani yang memiliki atau menyewa lahan pertanian kurang dari 0,5 hektare. Kemudian, data pertanian untuk agenda global, misalnya indikator tujuan pembangunan berkelanjutan atau sustainable development goals atau SDGs di sektor pertanian. Selain itu, sensus ini juga akan menghasilkan data mengenai petani skala kecil sesuai standar Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa atau FAO. "Data yang akan dihasilkan yaitu statistik pertanian, baik dalam bentuk tabular (publikasi dua bahasa) maupun geospasial," katanya. Selama periode pelaksanaan Sensus Pertanian 2023 ini, kata Atqo, petugas sensus dari BPS datang melakukan pendataan, khususnya pelaku usaha pertanian. Ditekankan, dengan berpartisipasi di sensus kali ini, para petani akan turut berkontribusi membantu pemerintah untuk menyejahterakan petani di Tanah Air. "Karena itu bagi seluruh petani Indonesia, tak terkecuali petani milenial di kota maupun di desa, mari mengambil bagian dalam ST2023 untuk mencatat pertanian Indonesia. Partisipasi seluruh pelaku usaha pertanian sangat diperlukan," tegasnya. Dalam Sensus Pertanian tahun ini, Direktorat Statistik Tanaman Pangan dan Perkebunan BPS memperkenalkan tiga metode pengumpulan data. Ketiga metode itu, yakni paper assisted personal interviewing (PAPI), computed assisted personal interviewing (CAPI), dan computer assisted web interviewing (CAWI). Ketiga metode itu diterapkan karena cakupan responden yang lebih luas. Tidak hanya melibatkan rumah tangga pertanian, tetapi juga usaha pertanian lainnya seperti usaha perusahaan pertanian berbadan hukum dan kelompok tani. (*/ Ant)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: