Pemerintah Diminta Tingkatkan Bantuan Pertanian
Nomorsatukaltim.com – Kepala Pusat Penelitian Pertanian untuk Indonesian Policy Studies (CIPS), Aditya Alta meminta pemerintah agar bisa meningkatkan bantuan pertanian. Reformasi bantuan dan subsidi dinilai dapat meningkatkan produktivitas pangan dengan mengoptimalkan penggunaan input pertanian. Aditya berujar, sampai saat ini pelbagai program bantuan dan subsidi masih menghadapi kendala seperti kelangkaan pupuk, disparitas harga, penciptaan pasar sekunder. Termasuk kendala overdosis urea dan kurangnya penggunaan benih unggul. "Dampak perubahan iklim, seperti cuaca yang tidak menentu, telah menyebabkan penurunan produksi. Karena itu, peningkatan produktivitas menjadi sangat penting dibanding membuka lahan baru," ujar Aditya, melalui keterangan resminya, dikutip Selasa (5/7/2023). Aditya berujar peningkatan produktivitas pangan, berupa tanaman pangan dan hortikultura, perlu didorong untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Salah satu cara mendorong hal ini melalui reformasi kebijakan dalam sektor input pertanian. Sejauh ini, menurutnya, beberapa tantangan yang dihadapi petani antara lain terbatasnya kesempatan kerja di pedesaan, menurunnya kepemilikan lahan pertanian rumah tangga petani. Sehingga lebih banyak petani menjadi buruh tani, dan keterbatasan pengetahuan dan akses penggunaan input pertanian yang optimal. Data statistik menunjukkan bahwa produktivitas padi, kedelai, dan bawang merah cenderung stagnan dalam beberapa tahun terakhir dengan angka produksi masing-masing sekitar 5 ton gabah kering giling per hektar, 1,5 ton biji kedelai kering per hektar, dan 10 ton bawang merah per hektar. Namun, produktivitas jagung menunjukkan tren peningkatan dengan capaian sebesar 5,5 ton pipilan jagung kering per hektar pada tahun 2019. Aditya mengingatkan, belajar dari keberhasilan peningkatan produktivitas jagung, pemerintah dapat meningkatkan penggunaan varietas unggul, terutama varietas hibrida, untuk mendorong peningkatan produktivitas padi. Hingga saat ini, tingkat adopsi petani terhadap benih padi hibrida masih rendah. Selain itu, untuk meningkatkan kesejahteraan petani, penting untuk mendorong penggunaan kombinasi input pertanian, seperti pupuk, dengan optimal dan tepat. Dalam hal ini, perlu didorong akses yang lebih baik terhadap input pertanian yang berkualitas dan terjangkau. Penelitian CIPS merekomendasikan beberapa langkah untuk meningkatkan produktivitas petani melalui program input pertanian, termasuk perencanaan jangka panjang untuk mengurangi ketergantungan pada subsidi dan bantuan. Secara bertahap, transisi dari subsidi tidak langsung ke pembayaran langsung kepada petani dapat didorong. Pembayaran langsung ini dapat menghilangkan disparitas harga, memberikan akses yang lebih luas terhadap pilihan input, mencegah insentif yang salah, dan mendorong pembelian input yang sesuai dengan kebutuhan. Selain itu, Aditya menekankan pentingnya dukungan dalam penyediaan input pertanian melalui pengembangan varietas unggul baru, relaksasi impor bahan baku pupuk, dan benih sumber. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: