Hadapi El Nino, Kementan Prioritaskan Pertanian Organik

Hadapi El Nino, Kementan Prioritaskan Pertanian Organik

Nomorsatukaltim.com – Kementerian Pertanian memprioritaskan penerapan pertanian organik untuk menghadapi El Nino 2023. Yang mengakibatkan kekeringan ekstrem dan mengancam sektor pertanian. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan penerapan pertanian organik menjadi salah satu program utama Kementan. Tujuannya mewujudkan pertanian tangguh menghadapi dampak perubahan iklim global khususnya El Nino. "Program saya tahun ini mengajarkan kembali pupuk organik. Kita tidak boleh lagi bergantung pupuk kimia, minimal kita kurangi penggunaan pupuk kimia," ujar Mentan SYL, pada kunjungan kerja di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, dikutip Sabtu (24/6/2023). Di kesempatan itu, ia memimpin demonstrasi pembuatan Elisitor Biosaka, produk yang berfungsi sebagai signaling bagi tanaman untuk tumbuh dan berproduksi lebih bagus. Selain itu, Mentan SYL juga melakukan penyemprotan Biosaka pada tanaman bersama para petani dan penyuluh untuk mengaplikasikan pertanian ramah lingkungan. "Tolong Biosaka sebagai elisitor dikembangkan," ujarnya. Ke depan, Kementerian Pertanian terus memacu produksi pertanian dengan pemanfaatan sumberdaya lokal, pertanian ramah lingkungan. Seperti Biosaka dan efisiensi biaya usaha tani, teknologi pertanian presisi, serta antisipasi, mitigasi dan adaptasi terhadap ancaman El-Nino pada 2023. Asisten Daerah Bidang Perekonomian dan Pembangunan Abdul Aziz mengatakan Kabupaten Maros menjadi salah satu sentra pertanian di Provinsi Selatan. Dari 6.625 hektare, ada daerah yang melakukan penanaman dua kali setahun hingga tiga kali setahun. Produksi padi di 2022 sebanyak 237.597 ton gabah kering panen giling dengan produktivitas 6 ton per hektar. "Dengan Biosaka, penggunaan pupuk kimia berkurang 50 persen dan kami optimistis produksi ke depan meningkat dari 6 ton bisa 9 ton per hektare. Mengapa? Karena lahan pertanian semakin subur dan hama berkurang," ujarnya. Karena itu, ia mengapresiasi hadirnya Biosaka di Indonesia. Ke depan, Biosaka diharapkan bisa diteliti lebih jauh lagi, misalnya dicampur bahan lain seperti keong yang hasilnya bisa lebih hebat khasiatnya. Menurut Azis, Biosaka ini menantang teknologi pertanian yang ada selama ini. Karena ini dari bahan sederhana, rumput dan hijauan alam sekitar yang dapat menyuburkan tanah dan tanaman. "Kita harapkan semua petani mengaplikasikan Biosaka, apalagi penyemprotannya menggunakan drone," ujarnya. (*/ Ant)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: