5.000 Kasus HIV Ditemukan di Kaltim
Nomorsatukaltim.com – Mengacu data Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur, kasus Human Immunodeficiency Virus atau HIV ditemukan sebanyak 5.000 kasus. Tetapi kasus ini kasus lama yang terakumulasi sampai tahun 2023. "Itu kasus-kasus lama yang diakumulasi dan yang baru kita temukan akumulasinya sekitar 5.000," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, Jaya Mualimin, dilansir laman Diskominfo, Senin (5/6/2023). Jaya berujar, tahun 2022 ditemukan sebanyak 1.300 kasus HIV. Tapi Jaya tidak merinci, dari temuan itu kota atau kabupaten mana yang terbanyak. Bahkan dengan pemeriksaan yang terus digencarkan di masyarakat, Dinas Kesehatan memperkirakan jumlah orang yang mengindap HIV bisa mencapai 10.000 orang. "Kasus HIV di Kaltim bukan meningkat, tapi lebih kepada kasus lama yang baru ditemukan. Dan tingginya upaya kita melakukan pemeriksaan, sehingga memperngaruhi bertambahnya kasus," ujarnya. Ia bilang, peningkatan jumlah kasus HIV terjadi justru karena pihaknya mulai aktif menggencarkan pemeriksaan. Hasilnya, yang ditemukan rerata kasus lama, bukan kasus baru. "Karena pemeriksaan HIV susah-susah gampang. Salah satunya kesukarelaan mereka dilakukan pemeriksaan. Kita juga tidak bisa memaksa," ucapnya. Untuk itu diharapkan kasus-kasus lama HIV segera ditemukan. Ia berujar, ada tiga zero yang menjadi fokus pihaknya untuk persoalan HIV di Kaltim. Pertama, zero infeksi baru, yang menjadi masalah saat ini kasus lama yang baru ditemukan. Kedua, zero kematian terkait AIDS. Zero ini tidak boleh ada penderita HIV yang tidak diobati. Zero ketiga, diskriminasi, jangan sampai mereka dilecehkan atau dibully. Bagi penderita HIV, lanjut Jaya, pihaknya telah menyediakan pelbagai fasilitas kesehatan yang digunakan untuk pemeriksaan dan pengobatan. Sebab, lanjutnya, semua rumah sakit telah dilakukan pelatihan agar bisa memberi pengobatan pada penderita HIV positif atau masuk dalam AIDS. Sebagai pengingat, HIV termasuk virus yang dapat menyebabkan terjadinya Acquired Immunodeficiency Syndrome atau AIDS. Yakni kondisi saat sistem imun tubuh sangat lemah, sehingga dapat dengan mudah mengalami pelbagai infeksi atau gangguan kesehatan lain. Ketika HIV sudah masuk dalam tubuh, selama empat hingga 10 minggu, pasien dapat mengeluhkan beberapa gejala infeksi. Setelah itu, infeksi HIV dapat berlangsung selama beberapa dekade tanpa gejala. Jika pasien sudah mengalami AIDS, maka umumnya pasien akan lebih rentan mengalami infeksi ataupun tumor. (*/ Diskominfo)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: