Penangkapan Ikan Terukur Cegah Praktik Ilegal

Penangkapan Ikan Terukur Cegah Praktik Ilegal

Nomorsatukaltim.com – Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengklaim, kebijakan penangkapan ikan terukur sejalan upaya Organisasi Pangan Dunia (FAO) memberantas praktik penangkapan ikan ilegal atau illegal unreported unregulated fishing. Trenggono menyampaikan hal itu dalam 4th Meeting of the Parties The FAO Agreement on Port State Measures (PSMA), Senin. "Penangkapan ikan secara terukur berbasis kuota dapat mendukung tujuan PSMA untuk mencegah penangkapan ikan ilegal, tidak diatur dan tidak terlaporkan serta mempromosikan praktik penangkapan ikan yang bertanggung jawab," ujar Trenggono dalam keterangan tertulis, Senin (8/5/2023). Melalui kebijakan ini, lanjut Trenggono, kegiatan penangkapan ikan di laut Indonesia diatur dalam sistem kuota dan zonasi untuk menghindari jumlah tangkapan berlebih. Implementasi kebijakan ini didukung infrastruktur teknologi satelit serta patroli langsung kapal pengawas di laut, dan pesawat air surveillance guna memastikan sistem yang diterapkan berjalan optimal. Ia berujar, kebijakan PIT untuk memastikan sumber daya ikan berkelanjutan sekaligus menjadikan pelabuhan perikanan sebagai satelit ekonomi baru di wilayah pesisir, khususnya pelabuhan-pelabuhan perikanan yang ada di wilayah timur Indonesia. Nantinya, kapal penangkap harus mendaratkan hasil tangkapannya di pelabuhan perikanan di sekitar lokasi operasi, tidak lagi dibawa ke Pulau Jawa yang selama ini menjadi pusat ekonomi Indonesia. Menteri Trenggono mengingatkan, nelayan berkewajiban melakukan pembongkaran hasil tangkapan di pelabuhan perikanan yang telah ditetapkan. “Dan wajib dilaporkan secara transparan secara mandiri," tegasnya. Direktur Jenderal FAO Dr Qu Dongyu memberi apresiasi atas pertemuan PSMA keempat di Indonesia. Menurutnya, PSMA dapat mendukung transformasi perikanan berkelanjutan di seluruh dunia. Sampai hari ini, ada 101 negara yang mengikuti PSMA, salah satu dari tiga instrumen perikanan internasional yang paling mengikat. Pertemuan ini diakuinya dapat meningkatkan efektivitas perjanjian dan sistem pertukaran informasi global PSMA. "Upaya kolektif kita akan membentuk masa depan perikanan global kita - masa depan yang biru dan lebih sehat dengan produksi yang lebih baik, nutrisi yang lebih baik, lingkungan yang lebih baik, dan kehidupan yang lebih baik untuk semua," ujarnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: