Badan Pangan: Teknologi Dukung Ketahanan Pangan

Badan Pangan: Teknologi Dukung Ketahanan Pangan

Nomorsatukaltim.com – Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi menyebut, pemanfaatan teknologi pertanian berpotensi mendukung ketahanan pangan nasional. Menurut Arief, pemanfaatan teknologi pertanian seperti off-farm dan on-farm menjadi potensi yang dapat dikembangkan untuk mendukung ketahanan nasional. Ia menyampaikan hal itu dalam seminar daring bertajuk: Dukungan Insinyur Menciptakan Kedaulatan, Ketahanan, dan Kemandirian Pangan, yang dilihat pada Jumat (5/5/2023). Arief berujar, teknologi on-farm di antaranya meliputi teknologi riset dan produksi bibit unggul yakni produktivitas tinggi, tahan terhadap hama penyakit, dan toleran terhadap cekaman lingkungan. Kemudian, teknologi pemupukan 5T atau tepat jenis, dosis, waktu, cara, dan sasaran, berdasarkan fase tumbuh dengan pemanfaatan rapid soil test dan drone. Teknologi on-farm lainnya, lanjut Arief, teknologi drip irrigation dan desalinasi untuk memitigasi pemenuhan kebutuhan air tanaman seiring dengan perubahan iklim. Lalu, teknologi pemeliharaan precision farming melalui aplikasi insektisida, fungisida, herbisida, dan pupuk pelengkap cair sesuai dengan kebutuhan tepat waktu dan tepat dosis. Sedangkan, teknologi off-farm antara lain teknologi peningkatan efisiensi produksi dan rendemen, teknologi peningkatan value added hasil panen, traceability dalam rantai pasok, serta teknologi untuk memperpanjang masa simpan produk pangan. Arief mengatakan, dalam menangani komoditas pangan strategis perlu memperhatikan karakteristik dan umur simpan bahan pangan, termasuk daging, bawang, cabai, dan telur. "Alhamdulillah, NFA baru berdiri setahun telah memiliki 19 sarana dan prasarana rantai dingin yang tersebar di seluruh Indonesia, dengan rincian tujuh cold storage, tiga unit air blast freezer, enam unit refeer container, dan tiga heat pump dryer," jelasnya. NFA, lanjutnya, akan terus mengembangkan sarana dan prasarana rantai dingin tersebut, terutama di wilayah Indonesia bagian timur. Segendang sepenarian. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), sebelumnya mengingatkan agar pemerintah terus menggencarkan teknologi pertanian. Dengan teknologi, dinilai mampu meningkatkan produksi tanaman pangan. Pusat Riset Tanaman Pangan – ORPP BRIN, Pepi Nur Susilawati mengatakan mutu benih sebagai salah satu kunci kompetitif mendukung penyediaan benih unggul bermutu nasional. Ia menilai sudah saatnya industri perbenihan menggunakan inovasi teknologi perbenihan yang mendukung proses sertifikasi sesuai kondisi agroekologi. Hal itu disampaikannya dalam Webinar TERAS-TP#4 bertajuk Teknologi Perbenihan Tanaman Pangan Menunjang Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Pangan secara Berkelanjutan, dihelat Pusat Riset  Tanaman Pangan, BRIN, pada Kamis (13/4/2023) secara daring. “Data jumlah produsen benih di Indonesia pada 2020 didominasi produsen kecil yatu 78%, sedangkan produsen besar dan menengah masing-masing hanya 6 dan 16%. Untuk produsen besar 50%, swasta 19% BUMN, 19%  Dinas Pertanian Kabupaten dan 12% Dinas Pertanian Provinsi,” rinci Pepi. Menurutnya, peningkatan kompetensi SDM perbenihan belum optimal, karena Indonesia negara kepulauan sehingga informasi dari provinsi ke provinsi lain sangat beragam. Begitu pula masih minimnya teknologi pertanian. “Inilah yang menjadi sorotan Kelompok Riset Teknologi Perbenihan Tanaman Pangan, kami memerlukan metode pengujian mutu benih yang aplikatif untuk pengawasan mutu benih,” ujarnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: