1 Ton Daging Dipasarkan Bulog Samarinda
Nomorsatukaltim.com – Perum Bulog Samarinda, Kaltim, menggelar operasi pasar. Bulog menghelat penjualan daging beku sebanyak 1 ton sebagai upaya menekan inflasi, lantaran permintaan daging dari masyarakat mulai banyak. "Permintaan daging hari ini meningkat, sama seperti tahun-tahun sebelumnya, maka operasi pasar ini bertujuan untuk menekan inflasi," ujar Kepala Perum Bulog Kantor Cabang Samarinda, Maradona Singal, pada Jumat (22/4/2023). Operasi pasar 1 ton daging beku itu digelar di Pasar Merdeka Samarinda, melalui kerja sama dengan Dinas Perdagangan Kota Samarinda. Operasi pasar digelar lantaran harga daging lokal di pasar tradisional cukup tinggi, yakni mencapai Rp 190 ribu hingga Rp 200 ribu per kilogram. Sedangkan daging beku dijual Bulog Samarinda hanya Rp 85 ribu per kg. Hal ini membuat masyarakat berbondong-bondong datang dan ikut antre, sehingga kurang dari tiga jam, daging beku yang disiapkan Bulog langsung habis. Selama ini pihaknya juga telah menggelar pasar murah mencegah inflasi selama Ramadhan, terutama dalam penyediaan bahan pangan strategis dengan harga murah, baik pasar murah yang digelar di Samarinda, Kota Bontang, maupun Kabupaten Kutai Kartanegara. Khusus untuk Ramadhan hingga tanggal 12 April 2023, Bulog Samarinda telah mendistribusikan 2.369,25 ton komoditas strategis berupa beras medium, beras premium, bawang merah, daging, cabai, gula pasir, minyak goreng, telur ayam, dan tepung terigu. Rinciannya, beras medium sebanyak sebanyak 1.966 ton, beras premium 336,12 ton, bawang merah 40 kilogram, cabai 5,43 ton, daging beku 9,54 ton, gula pasir 23,55 ton, minyak goreng 26,46 ton, telur ayam 864 kg, tepung terigu 1,23 ton. "Pasar Murah untuk menekan inflasi ini, Bulog Samarinda melakukan kerja sama dengan pihak terkait baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Misalnya dengan Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kaltim," jelasnya. Pasar murah yang digelar karena permintaan konsumen yang cenderung meningkat menjelang dan saat Ramadan maupun Idul Fitri, sehingga menyebabkan harga naik akibat tidak seimbangnya antara stok dan permintaan. (*/ Ant)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: