Industri Sawit Jadi Penopang Laju Ekspor
Nomorsatukaltim.com - Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) menegaskan urgensi industri kelapa sawit bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Menurutnya, industri sawit menjadi salah satu penopang laju ekspor Indonesia saat seluruh negara mengalami krisis global. Apalagi, selama ini, sawit juga menjadi andalan sekaligus kebanggaan bangsa Indonesia. Hal itu disampaikan Mnetan SYL saat mendampingi Wapres Maruf Amin dalam pengukuhan pengurus Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) di Istana Wakil Presiden, Jakarta. “Saya katakan sawit adalah kebanggan Indonesia karena saat dunia menghadapi pandemi, pertanian tetap menjadi bantalan ekonomi,” ujar Mentan SYL, dikutip pada Kamis, (13/4/2023). Nilai ekspor tahun 2022, lanjut Mentan, tumbuh di atas 15 persen. Salah satunya dari sawit. “Yang paling penting target PSR kita jalan. 180 ribu hektare dalam setahun harus kita kejar untuk kepentingan bangsa yang lebih luas,” imbuhnya. Mentan SYL mengatakan, saat ini program peremajaan sawit rakyat sekitar 16 juta hektare. Dari luasan itu, sebagian di antaranya harus segera dilakukan replenting agar produksi sawit nasional tidak terjadi penurunan. “Yang kedua sawit itu bisa menjadi biodisel, bisa menjadi pakan dan bisa menjadi macam-macam. Kita dorong yuk. Saya bersama Gapki merancang menuju 1.000 triliun hasil ekspor perkebunan,” paparnya. Ketua Umum Gapki, Edi Martono menyampaikan terimakasih atas perhatian Wapres dan Menteri Pertanian dalam memaksimalkan potensi sawit. Ia mengaku siap mendukung program PSR yang lebih masif di seluruh Indonesia. “Apalagi selama ini Industri sawit telah menjadi komoditi andalan pemerintah. Tahun 2022 pangsa produksi kita capai 55 persen, pangsa ekspor 50 persen sehingga sawit Indonesia dalam memenuhi kebutuhan dunia sangat penting,” jelasnya. Wakil Presiden RI, KH Maruf Amin juga mendorong Gapki untuk mempercepat program peremajaan sawit rakyat atau PSR sebagai upaya bersama dalam membuka hambatan akses pasar di negara tujuan ekspor. Dengan begitu, kata Wapres, produksi sawit nasional terus berkembang dan berkelanjutan. “Saya berharap Gapki menjadi ujung tombak dalam melakukan percepatan program peremajaan sawit, kemudian mengantisipasi kampanye negatif sawit,” katanya. Wapres mengatakan, industri sawit merupakan industri yang sangat penting dalam menopang ekonomi nasional. Karena itu, Gapki juga harus memperkuat kemitraan bersama masyarakat serta melakukan pendampingan ISPO dan memaksimalkan program CSR bersama para santri di pesantren seluruh Indonesia. “Saya minta Gapki memperkuat kemitraan dengan rakyat, melakukan pendampingan, memaksimalkan program CSR dan kolaborasi dengan pondok pesantren,” jelasnya. (*/ Ditjenbun Kementan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: