DPR Pertanyakan Produksi Panen Raya 2023
Nomorsatukaltim.com - Anggota DPR RI mempertanyakan klaim Kementerian Pertanian, ihwal produksi beras periode Januari - April 2022. Serta soal rencana impor di tengah panen raya.
Anggota Komisi IV DPR RI, Daniel Johan mempertanyakan langkah Badan Pangan Nasional, yang menugaskan Perum Bulog untuk melakukan impor beras sebanyak 2 juta ton di sepanjang 2023 ini. Termasuk 500 ribu ton beras impor yang harus segera direalisasikan.
“Kami minta pemerintah jangan lakukan impor saat panen raya. Itu menjadi berita buruk dan akan mengganggu semangat para petani,” tegas Daniel saat rapat kerja dengan Menteri Pertanian, Dirut Perum Bulog Budi Waseso, Dirut ID Food dan Bapanas, dilansir DPR, Selasa (28/3/2023).
Sedangkan anggota Komisi IV dari Fraksi Partai Amanat Nasional, Daeng Muhammad, menyebut sejumlah wilayah mengalami gagal panen akibat cuaca ekstrem hingga banjir. Wilayah yang dimaksud Daeng, Karawang dan Bekasi di Jawa Barat.
Di Bekasi, tercatat dari 23 Kecamatan ada 18 kawasan yang terdampak banjir, akibatnya 20 ribu hektare luasan sawah di daerah itu mengalami gagal panen lantaran teredam air.
"Pertanyaan cuma satu, tadi bicara tentang prediksi panen raya, saya kasih tau Pak (Menteri Pertanian), Karawang, Bekasi puso, tau nggak puso? Puso itu panen yang gagal, pertama cuaca ekstrem, bekasi 18 kecamatan dari 23 kecamatan itu kena banjir," ungkap Daeng.
Dengan terjadinya puso, ia mengatakan petani harus melakukan tanam ulang dan butuh bantuan pemerintah.
"Kita harus tanam ulang. Hari ini kalau tanam ulang, artinya petani kita butuh bibit, petani kita butuh pupuk dari itu zero," imbuhnya.
Ia merinci total lahan sawah di Bekasi mencapai 40 ribu - 50 ribu hektare dengan kapasitas produksi satu hektar 7 ton beras yang dihasilkan.
Namun, faktanya ada sekitar 20 ribu hektare lahan yang mengalami gagal pane. Dengan demikian kapasitas produksi beras menurun signifikan.
"Biasanya panen raya satu ha 7 ton minum ya, Karawang itu 90 ribu hektare, Bekasi 45 ribu hektare. Sekarang ini paling maksimum itu 5 ton, jadi produksi pasti turun," paparnya.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, menyebut potensi luas panen padi pada periode tersebut naik 2,13% dibanding pada periode yang sama 2022.
Mengacu data BPS, luas panen padi sepanjang 2022 mencapai 10,45 juta hektar, mengalami kenaikan 40,87 ribu hektar atau 0,39% dibandingkan tahun sebelumnya yakni 10,41 juta hektar.
"Pada 2023 potensi luas panen padi selama Januari hingga April sebanyak 4,51 juta hektare, dan meningkat 2,13% dibandingkan periode yang sama 2022," jelas Mentan SYL.
Gagal Panen
Dari data yang dihimpun media ini, mengacu data Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jatim, dari periode Januari hingga 20 Februari 2023, terdapat 2.101 hektare sawah yang ditanam padi di Jatim terdampak banjir. Sebanyak 186 hektare sawah di antaranya dipastikan gagal panen.
Di Kaltim, menurut data Dinas Pertanian PPU, sampai medio Maret 2023, tercatat ratusan hektare tanaman padi gagal panen di Desa Sumber Sari dan Gunung Makmur, Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara.
Penyebabnya, banjir dari Sungai Long Kali di Kecamatan Long Kali, Paser, yang meluap hingga ke areal pertanian. Bahkan, di Desa Sumber Sari dan Desa Gunung Makmur, lebih dari 400 hektare padi tidak dapat dipanen. Selain itu, 8-9 hektare semangka dan 7 hektare cabai rawit juga tidak bisa dipanen.
Di Sumatera, berdasarkan data Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Pesawaran, Lampung, Kamis (23/3/2023), tercatat dua kecamatan di Kabupaten Pesawaran yakni Kecamatan Gedong Tataan dan Way Lima dalam Kabupaten Pesawaran mengalami banjir.
Banjir merendam seluas 61,25 hektare sawah petani yang sebentar lagi panen. Banjir disertai tanah longsor atau banjir bandang pada Selasa (21/3/2023) lalu, ikut merusak sawah petani, yang menyebabkan gagal panen. (*/ Cin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: