Gelombang Tinggi, Harga Ikan di Balikpapan Naik

Gelombang Tinggi, Harga Ikan di Balikpapan Naik

Nomorsatukaltim.com – Dalam beberapa hari terakhir, gelombang tinggi di perairan Balikpapan berdampak luas terhadap kehidupan nelayan. Gelombang tinggi yang disertai angin kencang membuat para nelayan kecil tidak berani melaut. Kepala Dinas Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DP3) Balikpapan, Heria Prisni, menyampaikan akibat gelombang tinggi selama beberapa hari, hasil tangkapan ikan laut berkurang. Sebab nelayan enggan melaut. Untuk sementara ia menyarankan agar warga Balikpapan mengonsumsi ikan sungai. Apalagi dampak berkurangnya hasil tangkap ikan laut di Balikpapan, lanjut Heria, memicu kenaikan harga ikan di pasaran. "Kenaikan harga ikan laut sekitar lima persen. Banyak nelayan tak bisa melaut, tangkapan ikannya jadi sedikit," ujar Heria. Heria menyarankan warga Balikpapan memanfaatkan ikan air tawar untuk konsumsi. "Kami coba edukasi masyarakat agar tidak semata mengkonsumsi ikan laut. Banyak pilihan lain, ada ikan air tawar seperti lele dan sebagainya. Kami harap ini dapat dimanfaatkan masyarakat," tuturnya. Tingginya gelombang diamini nelayan di Balikpapan, Abdulrohman (50). Nelayan Manggar Baru RT 31 itu mengatakan gelombang tinggi sudah terjadi sejak beberapa hari lalu. Ia juga mengiyakan berkurangnya hasil tangkapan ikan. “Tangkapan berkurang. Bukan saja karena gelombang tinggi, tapi juga karena kami kekurangan tempat pengisian bahan bakar,” ujarnya, ditemui pada Selasa. Ia pun meminta bantuan pemerintah terkait tidak aktifnya salah satu dari dua SPBN di sana. Untuk satu kali melaut, ia membutuhkan 15-20 liter. Lantaran SPBN yang berhenti beroperasi, ia kerap tidak kebagian jatah dan akhirnya tidak bisa melaut.  “Ada sih tempat pengisian bahan bakarnya tapi yang satunya sudah tidak aktif, tidak beroperasi. Saya gak tahu kenapa. Jadi kadang kekurangan bahan bakar,” bebernya. Akibatnya kegiatan melaut berkurang, yang berdampak berkurangnya hasil tangkapan. Efek dominonya, di pasaran harga ikan menjadi naik. Reporter: Taufik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: