Melihat Tabang Project PT Bayan Resources Tbk (3): Jembatan Belayan dan Jalan 100 Km untuk Masyarakat

Melihat Tabang Project PT Bayan Resources Tbk (3): Jembatan Belayan dan Jalan 100 Km untuk Masyarakat

Sejak melakukan eksplorasi di Kecamatan Tabang, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) pada 2003 dan mulai produksi di tahun 2005, PT Bayan Resources Tbk (BYAN), banyak memberikan bantuan kepada masyarakat melalui dana CSR (Corporate Social Responsibility). Bahkan, perusahaan milik Dato’ Dr. Low Tuck Kwong ini dikabarkan kembali memberikan kejutan. Dengan membangun Jembatan Belayan serta jalan sepanjang 100 kilometer dari Tabang menuju Kutai Barat.

  Tabang, Bayu Surya MEMBANGUN, membangun dan membangun. Kata itu yang menjadi fokus dalam tulisan ini. Pun dua tulisan sebelumnya. Memang nyatanya demikian. PT Bayan Resources telah melakukan pembangunan besar-besaran di pedalaman. Satu lagi, pembangunan mega proyek milik Bayan sudah mulai dikerjakan. Itu terlihat saat Tim Disway Kaltim-Kaltara melakukan kunjungan bersama Dahlan Iskan. Selain membangun kebun binatang, Bayan juga membangun jalan. Tembus dari Tabang hingga Muara Pahu, Kutai Barat (Kubar). Progresnya sudah mencapai 75 persen. Dan tentu saja, dalam pembangunan jalan serta jembatan di atas Sungai Belayan, Bayan pun berani mengeluarkan dana fantastis. Yakni sekitar Rp 2,9 triliun. Lebih besar dari pada dana pribadi Dato’ Dr Low Tuck Kwong yang disumbangkan kepada tiga universitas di Pulau Jawa. Dari pantauan di lapangan. Pembangunan jalan 100 kilometer dan jembatan untuk masyarakat lebih dulu dilakukan Bayan. Di bandingkan jalan hauling untuk operasional tambang. Pembangunan ini dilakukan oleh PT Karunia Wahana Nusa milik Djie Tjin Seng alias Haji Aseng. Untuk jalur masyarakat, Bayan membangun jalan selebar 7,5 meter atau bisa dilalui dua kendaraan dari dua arah berbeda. Sementara jalan hauling, lebarnya sekitar 16 meter. Bahkan saat ini, jalur khusus masyarakat tersebut sudah bisa dilalui. Walau belum dilakukan pengaspalan, hanya berupa tanah keras. Bukan hanya jembatan dan jalan 100 kilometer ini, saat ini Bayan juga sedang melakukan pembangunan insfrastruktur lain, seperti 7 underpass, 2 gorong-gorong, area parkir, tanggul jalan dan tower komunikasi disepanjang jalan menuju Kubar. Bahkan rencana pembangunan jalan serta jembatan ini sudah dilakukan sejak lama. Dan sudah dilakukan ground breakingnya pada September 2017. Yang dihadiri langsung Gubernur Kaltim sebelumnya, Awang Faroek Ishak. Jadi tidak benar bahwa pembangunan ini dilakukan, setelah Bayan dikabarkan memberi dana CSR ke pulau Jawa. Ditemui di lokasi, Kepala Teknik Tambang (KTT) PT Bayan Resources Tbk Wahyudin mengatakan, pembangunan proyek jalan menuju Kubar akan dikebut pengerjaan hingga akhir tahun 2022. Dan bisa beroperasi di awal tahun 2023. “Kalau sudah selesai semua. Untuk menuju Kubar dari Tabang hanya membutuhkan waktu 1,5 jam sampai 2 jam saja,” ungkapnya pada Disway. Jarak tempuh tersebut bisa dikatakan sangat cepat di bandingkan melalui jalur biasa yang masyarakat lewati. Saat ini saja, apabila melakukan perjalanan darat dari Tenggarong menuju Kubar, bisa menempuh perjalanan paling cepat 9 jam hingga 12 jam. Karena masih banyaknya jalan milik kabupaten dan juga provinsi yang rusak parah. Sementara apabila menggunakan kapal taksi dari Samarinda, memakan waktu satu hari. Berangkat pagi tembus pagi. Bayangkan kalau dari Tabang ke Kubar, sebelum adanya jalan 100 kilometer ini. Masyarakat harus turun dulu ke Kembang Janggut, Kenohan sampai Kota Bangun. Itu sudah memakan waktu selama 5 jam lebih. Dan harus melalui jalan kabupaten yang rusak parah. Tentu saja, dengan adanya jalan poros 100 kilometer yang dibangun Bayan, masyarakat Tabang merasa sangat terbantu. Karena masyarakat Tabang yang memiliki keluarga, usaha dan pekerjaan di Kubar bisa setiap hari pulang pergi untuk beraktivitas. (dah/selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: