Si Putra Kilat

Si Putra Kilat

AKHIRNYA saya melihat juga rumput Lapangan Foni yang baru. Yang telah berubah. Dari sebelumnya rumput tanam. Menjadi rumput sintetis. Yang menuai pro kontra itu.

Saya melihatnya dari lantai dua Rumah Sakit Sayang Ibu. Yang berada di seberang lapangan. Kebetulan anak paling kecil saya dirawat di rumah sakit itu. Sebelumnya saya hanya membaca di media. Dan belum melihat sama sekali renovasi lapangan yang berada di kawasan Kebun Sayur itu. Meskipun saya sering hilir-mudik di kawasan situ. Lapangan Foni memang cukup dikenal di Balikpapan. Dan menjadi salah satu Ikon kawasan Balikpapan Barat. Juga menjadi saksi sejarah peristiwa-peristiwa yang terjadi di kawasan itu. Dulu katanya Lapangan ini dijadikan tempat berkumpul. Dan Rapat Akbar. Antara para pekerja kilang minyak dan warga Balikpapan. Sebagai dukungan terhadap kemerdekaan Indonesia. Setelahnya. Banyak warga Balikpapan yang memanfaatkan lapangan ini untuk berolahraga. Sepak bola salah satunya. Kalau pertandingan digelar disitu penonton nya selalu ramai. Penuh. Terkadang ada bumbu perkelahiannya. Antar pemain. Atau antar suporter. Seru. Kini Lapangan Foni telah bersalin rupa. Rumputnya telah berganti. Yang katanya sesuai standar FIFA. Lapangannya jadi terlihat modern. Tapi ya itu tadi: tetap dengan pro kontranya. Tapi sayang. Kesan modern nya tertutup. Oleh banyaknya pedagang. Yang terlihat tidak tertata rapi. Sebagai sebuah kawasan kuliner. Lihat saja kalau siang. Rombong-rombong pedagang yang ditinggal memberikan kesan itu. Apalagi kalau malam. Terlihat semrawut. Dengan kendaraan yang berhenti. Dan yang berlalu lalang. Memang ada juru parkir. Tapi ya begitulah. Belum lagi tempat penampungan sampah. Yang ada disitu. Cukup besar. Berada diantara penjual makanan. Yang ketika malam sampahnya menumpuk. Bukan hanya bau yang tak sedap. Pandangan mata pun jadi tak sedap. Merusak estetika. Nah tak jauh dari Lapangan Foni rencananya akan dibangun jogging track. Sebagai fasilitas olah raga tambahan masyarakat sekitar. Yang mengusulkan: Taufik Qul Rahman. Anggota DPRD Balikpapan. Dari Komisi II. Dari PKB. Dan dari Dapil Balikpapan Barat. Taufik juga dikenal sebagai si Putra Kilat. Ada juga yang menyebutnya Si Puki. Kependekan dari Si Putra Kilat tadi. Julukan itu bukan karena dia bagian dari super hero. Atau lahir dari seorang ayah bernama kilat. Tapi karena memang dia besar dan berdomisili di kawasan Jalan Kilat, Balikpapan Barat. Maka disebutlah si Putra Kilat. Atau Si Puki tadi. Saya pernah baca dan melihat berita. Dan foto. Yang memperlihatkan Taufik. Sedang menunjuk titik lokasi. Yang akan dibangun fasilitas jogging track. Artinya lokasi sudah ditetapkan. Dan sudah dipastikan. Anggaran pun saya baca telah disiapkan. Jadi tinggal eksekusi saja. Untuk dikerjakan. “Kami akan mendorong pembangunan jogging track di kawasan Kebun Sayur bisa secepatnya terlaksana,” tegas Taufik kala itu. Taufik ini dulu video nya sempat ramai. Bukan video yang begituan. Tapi video ketika marah-marah ke kontraktor. Yang saat itu kalau tidak salah baru mengerjakan 20% pekerjaan pengerukan sungai di Kampung Timur, Kelurahan Gunung Samarinda. Sedangkan batas akhir pengerjaan sudah dekat. Ada yang mendukung sikapnya tersebut. Tapi ada juga yang tidak. Dan Taufik juga yang berapa waktu lalu meminta proyek pengerjaan Lapangan Foni itu dihentikan. Karena menurutnya belum ada kejelasan kontrak pengelolaan. Antara Pemkot Balikpapan dan pihak ketiga. Yang akan mengelola. Merapikan kawasan disitu rasanya memang perlu. Pedagangnya. Lalu lintasnya. Tempat sampahnya. Semua perlu dirapikan. Rencana adanya jogging track di kawasan itu juga menarik. Balikpapan Barat memang belum memiliki fasilitas tersebut. Sejauh ini Balikpapan Barat baru punya tempat refleksi injak batu krikil. Yang ada persis di bagian luar Lapangan Foni. Tapi sayangnya kalau sore tidak bisa digunakan. Tertutup. Oleh meja kursi pedagang disitu. Juga barang-barang pedagang. Yang juga diletakkan disitu. Tidak tahu kalau pagi. Apakah ada yang memanfaatkan fasilitas tersebut. Mungkin oleh supir-supir yang sedang antre solar disitu. Antre? Iya masih antre. Meskipun dulu konon kabarnya dijanjikan Wali Kota tidak akan ada antrean solar lagi.(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: