Begini, Ketika Dahlan Iskan Bertemu Masjaya

Begini, Ketika Dahlan Iskan Bertemu Masjaya

Samarinda, nomorsatukaltim.com - Setelah sebelumnya mengunjungi titik nol kawasan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dan pusat pemerintahan Malaysia; Putrajaya, Dahlan Iskan Selasa (17/5/2022) siang menyambangi Universitas Mulawarman (Unmul) di Kawasan Gunung Kelua, Samarinda.

Dahlan bertemu dengan Rektor Unmul Prof Masjaya di Gedung HUB universitas terkemuka di Kalimantan Timur itu. Masjaya adalah lulusan Fisip Universitas Hasanuddin, Makassar pada 1987. Dengan program studi Ilmu Pemerintahan. Kemudian mengambil S2 Pascasarjana di universitas yang sama. Ambil konsentrasi Perencanaan Pengembangan Wilayah.  Sementara program doktornya diraih dari Universitas Brawijaya, Malang, dengan konsentrasi Manajemen Publik. Istrinya, Padilah Mante Runa seorang dokter umum. Juga lulusan Universitas Hasanuddin. Pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim dan sudah pensiun. Kini Padilah baru terpilih menjadi Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kaltim. Dari pernikahan dengan Padilah, Masjaya dikaruniai dua anak. Sepasang. Kedua-duanya ikut ibunya berprofesi dokter. Kepada Masjaya, Dahlan bercerita soal kunjungannya ke titik nol IKN Nusantara dan IKN Putrajaya, Malaysia. Menurutnya Putrajaya memiliki desain yang indah dan tertata. Ada kolam-kolamnya, ada hutannya. Dahlan juga menanyakan apakah Unmul juga dilibatkan dalam proses pembangunan kawasan IKN Nusantara. Kenapa Unmul? Karena sepengetahuan Dahlan, Unmul memiliki Fakultas Kehutanan yang populer. Dan konsep IKN ini sebagai Smart Forest City yang akan mempertahankan nuansa “hutan” dan pepohonan asli Kalimantan, seperti Kayu Bajakah yang terkenal itu. Seyogianya Unmul harus terlibat. “Sudah ke Putrajaya?,” tanya Dahlan. “Sudah, tapi dulu. Lama banget, sewaktu saya masih wakil rektor,” jawab Masjaya. “Bagaimana menurut Anda?,” “Ya, kawasan administrasi pemerintahan, bagus”. Masjaya menjelaskan bahwa sedari awal Unmul memang sudah dilibatkan dalam perencanaan kawasan IKN Nusantara di daerah Sepaku Penajam Paser Utara (PPU) dan sebagian wilayah Kutai Kartanegara. Mulai desain awal. Kebetulan Masjaya sendiri menjadi salah satu tim juri ketika itu. Jadi saat itu, menurut Masjaya, peserta lelang diajak terlebih dahulu ke lokasi IKN yang dimaksud. Mereka dibiarkan melihat secara langsung kondisi wilayah yang akan dibangun. Proses penilaiannya juga tidak hanya melihat desain yang sudah jadi, tapi ada proses interaksi antara peserta dan dewan juri. Ketika itu Desember 2019, Presiden Joko Widodo memilih 5 peserta terbaik dari 775 pendaftar. Dan 3 besar peserta terbaik di antaranya dilibatkan atau diadopsi menjadi rencana desain pembangunan ibu kota baru. “Tidak hanya yang terbaik pertama saja yang diambil, jadi kami para juri mengambil sisi baik dari ketiga peserta terbaik itu,” jelas Masjaya. “Apa tidak masalah dengan hak cipta?,” tanya Dahlan. “Oh tidak. Jadi itu hak ciptanya menjadi milik Kementerian PUPR. Itu nanti terserah PUPR yang melakukan kombinasinya seperti apa?,” jalasnya. Sebelumnya dalam catatannya, Dahlan Iskan menuliskan secara berseri yang tayang di disway.id dan Harian Disway, tentang IKN Nusantara. Mulai akses masuk IKN dari Tol Samboja, kondisi jalannya yang sudah lumayan baik, kemudian di dekat titik nol juga sudah padat penduduk. Pun Dahlan menyempatkan ke lokasi tempat Presiden Jokowi berkemah. Mengunjungi tempat penanaman pohon yang dilakukan para gubernur se-Indonesia dan melihat tempat penanaman tanah dan air yang dibawa dari pelosok negeri. Dalam tulisannya itu, Dahlan juga menyinggung perlunya keterlibatan kampus di Kaltim dalam proses pembangunan ibu kota baru, termasuk dalam melestarikan pohon asli Kalimantan. (dah)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: