Ketika Menteri ESDM Datang, Antrean Solar Pun Berkurang

Ketika Menteri ESDM Datang, Antrean Solar Pun Berkurang

Samarinda, nomorsatukaltim.com – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif melakukan inspeksi mendadak (sidak) di sejumlah pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Samarinda, Kamis (7/4/2022). Ia didampingi Direktur Utama PT Pertamina (persero) Nicke Widyawati.

Menteri Arifin ingin memastikan pasokan BBM di SPBU tersedia dengan baik dan tidak terjadi antrean solar yang  mengular. Setelah mendarat di Bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto Samarinda, Menteri Arifin dan rombongannya langsung menuju ke SPBU 64.751.17 PT Ranu Sentosa di Jalan Sentosa. Tak butuh waktu lama, rombongan kembali melanjutkan perjalanan menuju ke SPBU 64.751.05 Tanah Merah. Kunjungan menteri ESDM ini sangat singkat dan tidak banyak SPBU yang dikunjungi di Samarinda. Menteri Arifin juga memastikan tidak terjadi kelangkaan serta antrean panjang kendaraan yang akan mengisi BBM termasuk BBM bersubsidi. Padahal hari sebelumnya, antrean solar di sejumlah SPBU cukup ramai. Sebut saja di SPBU Jl PM Noor, Sempaja, Samarinda. Yang saban hari dikerubungi deretan truk. Beberapa ruko di sepanjang jalur itu pun kerap terganggu dan membuat portal masing-masing agar truk tidak sembarang parkir di halamannya. Namun sayang, Menteri Arifin tidak sempat mampir ke SPBU tersebut. Ketika sidak di SPBU Jalan Sentosa, Arifin mendapatkan laporan dari salah seorang supir truk yang mengatakan adanya kelangkaan di SPBU 61.751.02 di wilayah Loa Janan. Arifin pun langsung bergerak menuju lokasi dimaksud. Namun setibanya di lokasi tidak ditemukan adanya antrean dan kelangkaan. "Kita lakukan sidak di lima SPBU di sekitar Kota Samarinda, tujuannya untuk melihat ketersediaan BBM di Samarinda yang beberapa waktu lalu terjadi antrean, namun hari ini saat kita lakukan sidak hasil yang kita temukan antrean sudah berkurang dan sudah lebih tertib," ujar Arifin seperti dilansir media center ESDM. Awasi Subsidi Menteri Arifin menegaskan bahwa BBM Bersubsidi harus terus diawasi, sehingga peruntukkannya sesuai dengan yang sudah diamanatkan, tujuannya agar subsidinya dapat dipergunakan untuk membangun ekonomi. "Kalau (penyaluran BBM bersubsidi) itu bisa dikontrol maka dana subsidi bisa dipergunakan untuk pembangunan ekonomi negara kita, jadi karena itu kita meminta kesadaran semua pihak untuk menggunakan BBM yang memang sesuai dengan peruntukannya," pungkas Arifin. Sementara itu, menurut Nicke Widyawati, Pertamina memberikan jaminan untuk keseluruhan stok BBM dan LPG, khususnya untuk Ramadan dan Idulfitri. Peningkatan konsumsi saat Ramadan telah diantisipasi Pertamina. "Kita jaga betul karena ini ada peningkatan konsumsi dan itu sudah kita siapkan, detilkan perencanaanya baik suplai maupun distribusinya. Tadi kita keliling mendatangi lima SPBU di sekitar Kota Samarinda bersama Pak Menteri ESDM dan tidak melihat adanya antrian dari hari-hari sebelumnya," tutur Nicke. Menurutnya, antrian yang terjadi sebelumnya dikarenakan konsumsi solar sudah melebihi kuota yang ditetapkan. "Di beberapa wilayah di Kalimantan Timur kuotanya ada yang mencapai lebih dari 20 persen, over kuota, kemudian kita berikan kelonggaran walaupun over kuota kita tetap suplai, itu mulai Maret. Jadi antrean mungkin terjadi sebelum itu karena over kuota dan itu barang subsidi, itu terjadi di semua wilayah di seluruh Indonesia”. “Kita sudah membentuk tim Satuan Tugas BBM yang anggotanya terdiri dari Kementerian ESDM, BPH Migas dan juga aparat kepolisian untuk menanggulangi terjadinya kelangkaan dan melakukan penindakan jika terjadi penimbunan dan penyalahgunaan," tambah Nicke. (*/dah)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: