Agroindustri Didorong Jadi Tumpuan Ekonomi Kutim

Agroindustri Didorong Jadi Tumpuan Ekonomi Kutim

Kutim, nomorsatukaltim.com – Arah kebijakan pembangunan Kutai Timur (Kutim) dominan mendorong sektor agrobisnis dan agroindustri. Sektor di bidang pertanian itu dianggap dapat jadi tumpuan pertumbuhan ekonomi daerah. Bupati Kutim, Ardiansyah Sulaiman mengatakan, Pemkab Kutim terdorong untuk memaksimalkan sektor agroindustri. Mengingat rancangan awal ketika kabupaten ini berdiri memang menyasar sektor tersebut. Apalagi Kutim memiliki perkebunan kelapa sawit yang cukup luas. “Maka kami sebagai pemerintah akan terus mendorong sektor agroindustri ini dapat tumbuh di Kutim,” ucap Ardiansyah kepada nomorsatukaltim.com - Disway National Network (DNN). Alasan lainnya berkaitan dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kutim. Saat ini sudah masuk dapat skema tahun ke 5 dari 25 tahun perencanaan yang dibuat. Dalam rancangan itu, desain globalnya adalah menumbuhkan sektor agrobisnis dan agroindustri. “Jadi sangat memungkinkan adanya perkembangan dan pembangunan daerah bertumpu pada sektor itu,” tuturnya. Luas perkebunan sawit yang mencapai 450 ribu hektar. Ditambah 34 unit pabrik Crude Palm Oil (CPO) tentu Kutim memiliki potensi untuk membangun agroindustri. Pemkab Kutim pun sudah mengembar-gemborkan upaya membangun pabrik pengolahan CPO. “Karena itu penting bagi Kutim untuk memulai hilirisasi sawit. Menjadi produk turunan yang siap jual,” katanya. Tidak hanya itu, Pemkab Kutim juga menyiapkan daya dukung lainnya. Salah satunya adalah penyuluh pertanian, peternakan dan perkebunan. Arahnya agar pada tingkat petani, para penyuluh bisa mengembangkan program yang telah disusun. “Paling tidak mengikuti program yang telah disusun instansi terkait,” imbuhnya. Menurutnya peran penyuluh juga tidak kalah penting. Sebab hasil pertanian secara luas dapat digenjot jika kapasitas penyuluh dan program yang dicanangkan dapat sejalan. Apalagi teknologi yang terus berkembang dan tentunya dapat dimanfaatkan. “Tinggal bagaimana menyesuaikan dengan kondisi masing-masing desa. Jadi arah perkembangan pertanian dalam arti luas dapat terukur,” tuturnya. Sebab ia juga ingin para petani juga dapat mandiri. Hasil pertanian yang digarap dapat terserap pasar dengan mudah. Hingga arus ekonomi dari bidang pertanian bergerak pada berbagai sisi. “Jadi petani dapat mengolah lahannya dengan baik, industri skala besar juga berjalan,” tandasnya. (bct/zul)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: