Total 1.138 Koperasi di Kutai Timur, 600 Tidak Terlacak, Hanya 100 yang “Sehat”

Total 1.138 Koperasi di Kutai Timur, 600 Tidak Terlacak, Hanya 100 yang “Sehat”

KUTAI TIMUR– Perkembangan koperasi di Kutai Timur (Kutim) masih berjalan tertatih. Jumlah koperasi di Kutim ada 1.138, namun hanya sekitar 100 koperasi yang dinyatakan sehat. Bahkan ada 600 lebih koperasi yang tidak bisa dilacak keberadaannya. Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kutim, Darsafani mengatakan, sejauh ini pihaknya memang masih mengadopsi data lama. Koperasi yang tercatat itu merupakan data pada saat masih bergabung dengan Kabupaten Kutai. “Oleh karena itu ada sekitar 600 koperasi yang hingga kini masih belum ditemukan atau tidak bisa dilacak keberadaannya,” ucap Darsafani kepada nomorsatukaltim.com, jaringan media Disway Kaltim. Kenapa tetap didata? Dinas Koperasi ingin agar koperasi itu dapat kembali aktif. Sejauh ini proses melacak koperasi dimaksud sudah berjalan. Diharapkan koperasi yang dimaksud bisa dikembangkan ke depannya. “Memang ada hak kami untuk menutup koperasi atau mencabut izin koperasi yang tidak terlihat ini. Tapi kami berharap bisa bangkit lagi. Masih diusahakan untuk dicari,” paparnya. Jika dirata-rata, jenis koperasi yang ada di Kutim dominan berbentuk koperasi simpan pinjam. Namun pada dua tahun belakangan ini koperasi sektor kelapa sawit mulai mengalami perkembangan. Baik itu yang bermitra dengan perusahaan maupun yang mandiri. “Jenis koperasi ini cukup berkembang dan bisa dibilang sehat dalam operasionalnya,” bebernya. Ia menambahkan, ada 35 koperasi yang sejauh ini sudah bermitra dengan perusahaan kelapa sawit. Sementara ada pula yang mandiri, tentunya akan bebas menjual buah sawit kemana saja. Sejauh ini tren perkembangannya cukup positif. “Kami harap pengelola koperasi dapat terus meningkatkan usaha koperasinya,” tuturnya. Sayangnya ia tidak bisa mengintervensi terkait kerja sama perusahaan dengan banyak koperasi. Sebab semua menjadi otoritas pihak perusahaan untuk bermitra dengan berapa koperasi. Sehingga terobosan pengelola koperasi untuk mengelola sektor bisnis lain pun diharapkan dapat berkembang pula. “Karena mau lahan seluas puluhan ribu hektare, kalau perusahaan hanya ingin bermitra dengan 1 koperasi yang cuma itu,” tandasnya. (bct/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: