Penuh Lubang dan Berlumpur, Jalan di Kabupaten Terkaya Kutai Kartanegara Memalukan
KUTAI KARTANEGARA – Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), sangat terkenal akan kekayaan sumber daya alam (SDA). Baik sebagai penghasil minyak dan gas (migas), batu bara, kelapa sawit, hingga kayu. Apalagi saat ini, sebagian lahan di Kutai Kartanegara masuk dalam rencana pembangunan kawasan Ibu Kota Negara (IKN) yang baru. Bersama dengan Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). Namun di balik kebanggaan itu, ada kesengsaraan yang masih sangat dirasakan masyarakat. Yakni banyaknya jalan yang rusak. Baik berstatus provinsi maupun kabupaten. Jadi bisa dikatakan, kondisi jalan di kabupaten terkaya di Indonesia ini sangat memalukan. Tim Disway Kaltim pun mencoba melihat langsung kondisi jalan berstatus provinsi dan kabupaten di wilayah Kutai Kartanegara, Senin (14/2/2022) lalu. Pertama, kerusakan jalan terparah terjadi di Desa Loleng, Kecamatan Kota Bangun. Di mana, hampir seluruh bagian jalan banyak terdapat lubang berbahaya. Bahkan informasinya, perbaikan jalan sementara dilakukan swadaya oleh masyarakat sendiri. Tanpa bantuan pemerintah, baik dari kecamatan maupun kabupaten. “Kerusakan di jalan ini (Desa Loleng, Red) sudah terjadi sejak 2 tahun lalu. Dan hingga saat ini belum ada upaya perbaikan dari pemerintah,” ucap warga Desa Loleng, Gunawan pada grup Disway News Network (DNN). Ia pun menyayangkan respons pemerintah yang lamban dan terlihat cuek. Karena akhirnya perbaikan pun dilakukan oleh masyarakat setempat. Dengan mengandalkan dana pribadi dan sumbangan dari donatur. “Kalau enggak diperbaiki, makin hari makin parah. Apalagi mobilitas di sini sangat tinggi. Pernah sebelum kita perbaiki, jalan ini sangat rusak parah. Hingga ada kendaraan yang terjebak dan harus menginap sampai 2-3 hari di sini,” ucapnya. Untuk jalan rusak ini, ada tiga titik yang terparah. Sehingga ia berharap, jalan provinsi di Desa Loleng ini segera diperbaiki. Karena jalan ini merupakan akses satu-satunya menuju kabupaten dan provinsi. Tak hanya di Desa Loleng saja. Kerusakan terparah juga terjadi di sepanjang jalan provinsi di Desa Lebak Cilong, Kecamatan Muara Wis, Kutai Kartanegara. Hampir setiap kilometer, terdapat lubang yang sangat dalam dan berlumpur. Apalagi saat hujan turun. Lubang-lubang di jalan sama sekali tidak terlihat. Sehingga sangat membahayakan pengguna jalan. “Makin parah. Apalagi dari Perian menuju Kubar sana. Ampun-ampun pokoknya. Mobil saya sering sangkut dan rusak saat mau ngampas barang,” ungkap Rifki, warga Samarinda. Ia pun mau tak mau harus menikmati kondisi jalan ini. Karena kalau tidak bekerja. Maka ia tidak bisa memenuhi kebutuhan rumah. “Saya bingung dengan pemerintah ini. Lamban sekali merespons keluhan seperti ini. Bahkan yang saya lihat, jalan yang masih bagus malah dilubangi. Sementara yang sudah rusak dibiarkan. Ya Allahualam saja lah. Kita ini cuma masyarakat kecil,” tuturnya. Setelah jalan provinsi. Kini giliran jalan kabupaten lagi, tepatnya di Dusun Pendamaran, Desa Tuana Tuha, Kecamatan Kenohan, Kukar. Jalanan yang sempat viral di media sosial. Karena masyarakat disebut melakukan pungutan liar (pungli). Hingga berbuntut pembongkaran jembatan kayu hasil swadaya, saat ini makin rusak parah. Bahkan kabarnya, sejak Selasa (15/2/2022) kemarin hingga Rabu (16/2/2022) pagi hari ini. Terjadi kemacetan panjang di jalan utama yang menyambungkan tiga kecamatan di Kukar ini. Pasalnya, banyak kendaraan besar yang mengangkut sembako dan kebutuhan pokok lainnya. Amblas saat melintas di Jalan Pendamaran tersebut dan terpaksa menginap di jalan. Tentu saja. Hal tersebut sangat berimbas dengan harga kebutuhan pokok di tiga kecamatan, yakni Kenohan, Kembang Janggut dan Tabang. Hingga membuat masyarakat kecil “menangis”. Contohnya saja, harga tabung gas bersubsidi 3 kilogram sudah mencapai harga Rp 85 ribu hingga Rp 100 ribu di Tabang. Belum kebutuhan pokok lainnya. “Mau sampai kapan begini terus. Mana pemerintahnya ini?,” ungkap Dedi, warga Samarinda saat mengirimkan sembako ke Tabang, Rabu (16/2/2022) pagi. Selain jalan ini, sebenarnya ada akses lain, yakni menyeberangi Sungai Mahakam menggunakan kapal feri tradisional. Namun ungkap Dedi, harganya tak sesuai dengan jaraknya. “Rp 150 ribu mas harga sekali menyeberang. Itu juga jarak sungainya dekat sekali, bisa keliatan dari seberang. Tidak sesuai sama sekali,” bebernya. Yang dipertanyakan masyarakat sekarang, mana dana tanggap darurat dari Pemkab Kukar? Sejauh ini, dari informasi yang diperoleh. Perbaikan hanya dilakukan oleh muspika setempat. Itupun hanya menggunakan alat seadanya. “Yang dibutuhkan adalah bantuan dan tindakan cepat dari Pemkab Kukar. Kalau yang lakukan perbaikan cuma setingkat kecamatan, ya enggak bakal bagus. Begini-begini terus,” singgungnya. Sementara itu, Kapolsek Kenohan AKP Dedy Setiawan saat dihubungi mengatakan, untuk mengantisipasi terjadinya kemacetan panjang. Ia mengutus sejumlah personel untuk membantu di Jalan Pendamaran. “Anggota saya sejak semalam sudah di sana. Bahkan mereka sampai kewalahan. Karena banyak kendaraan yang lewat langsung terjebak dan harus didorong,” ucapnya. Ia juga berharap, Pemkab Kukar, khususnya Dinas Pekerjaan Umum (PU) bisa segera bantu menurunkan unit. Untuk melakukan perbaikan jalan di Dusun Pendamaran ini. Jangan Saling Lempar Menanggapi permasalahan jalan rusak di Kukar ini. Baik yang berstatus provinsi maupun kabupaten, anggota DPRD Kaltim Salehuddin menegaskan jangan sampai saling lempar tanggungjawab. Alangkah baiknya dikomunikasikan dengan baik. “Kalau memang bisa di-treatment dulu lah. Kuncinya itu komunikasi. Ya kalau memang ada beberapa jalan provinsi yang urgen dan harus segera diperbaiki. Pemkab Kukar bisa komunikasi dengan provinsi untuk mencari solusinya,” ucapnya. Seperti kondisi Jalan di Desa Loleng dan Dusun Pendamaran ini. Masyarakat di tiga kecamatan sangat merasakan sekali dampak ekonomi karena jalan rusak. Terutama bagi armada yang mengangkut sembako. Sangat merasa terganggu sekali. Tapi, kata Salehuddin, ia sudah melakukan konfirmasi ke Dinas PU Kukar. Bahwa rencananya, minggu ini akan ada mobilitas alat berat untuk melakukan perbaikan Jalan di Dusun Pendamaran tersebut. “Iya, keluarga saya banyak yang melaporkan ke saya kalau jalan di Pendamaran rusak parah. Terus kemarin saya coba konfirmasi ke Pak Wisnu (Kadis PU Kukar). Katanya minggu ini dilakukan mobilisasi alat berat. Karena perintahnya Pak Bupati. Segera dilakukan perbaikan,” urainya. Hanya saja, lanjut Salehuddin, dari PU mengatakan ada beberapa material yang sudah disiapkan hanyut terbawa saat banjir pasang dan kendala lainnya. Tapi seharusnya, pemerintah dalam hal ini harus lebih responsif. “Treatment dulu lah. Walau tidak mulus, tapi bisa dilalui dulu. Karena bagaimanapun 1-2 hari bahkan seminggu. Sangat berarti bagi masyarakat di tiga kecamatan di sana,” cetusnya. Karena dengan terputusnya atau rusaknya jalan di Pendamaran ini. Sangat berimbas dengan ketersediaan bahan pokok. Sehingga terjadi lonjakan harga. “Secepatnya pemerintah segera perbaiki. Supaya alur barang dan jasa, termasuk transportasi sembako tidak terkendala,” ucapnya. Seharusnya, tambah Salehuddin, dari awal pemerintah daerah saat melakukan mitigasi bencana pasca banjir. Sudah bisa memprediksikan bakal ada beberapa titik jalan yang berpotensi putus dan rusak. “Ya pas potensi tersebut terjadi. Akhirnya masyarakat sendiri yang swadaya memperbaiki jalan hingga buat jembatan. Itu respons alami masyarakat untuk bertahan dengan caranya sendiri. Karena kalau menunggu pemerintah, pasti terkendala adminitrasi dan menunggu lelang,” jelasnya. Harusnya dalam kondisi seperti ini, lanjutnya, pemerintah bisa melakukan belanja tak terduga. Karena bisa dikatakan, jalan rusak ini bisa menjadi kejadian tanggap darurat. Tanpa harus menunggu lelang. “Walaupun memang harus melalui beberapa aturan. Setidaknya dipercepat. Sehingga perbaikan bisa cepat dilakukan. Tapi ya seperti yang dikatakan Pak Wisnu saat saya hubungi. Minggu ini sudah ada mobilitas alat berat untuk melakukan perbaikan,” katanya, lagi. Terpisah, Kabid Bina Marga Dinas PU Kukar Restu Irawan saat dikonfirmasi membenarkan rencana perbaikan sementara jalan di Dusun Pendamaran tersebut. “InsyaAllah bila tidak ada halangan akan turun alat dan proses menimbun. Sembari menunggu proses pengadaan untuk penanganan permanennya,” kata Restu via Whatsapp, Rabu siang. (bay/eny)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: