Samarinda Bisa Bangun Flyover, Syaharie Jaang Bongkar Apa Rahasianya
Samarinda, nomorsatukaltim.com - Mantan Wali Kota Samarinda Sjaharie Jaang menceritakan panjangnya perjalanan membangun flyover Air Hitam. Yang disebut-sebut merupakan jalan layang pertama di Kalimantan itu. Semua bermula saat 2011 lalu. Ketika terbesit ide membangun jalan layang di dalam kota. "Permasalahan kota itu kemacetan dan kebersihan. Pertumbuhan penduduk dan kendaraan yang pesat lalu panjang jalan tidak bisa mengejar, kami mencari solusi mengurangi kemacetan di Samarinda. Dari diskusi itu, perlu dibangun jembatan layang," urai Jaang saat ditemui Disway Kaltim di Batu Cermin, Minggu (23/1/2022). Jaang, dengan setelan topi, kemeja motif biru dan celana pendek yang mendekati lutut nampak santai menjelaskan. Ia kembali mengingat, kalau saat itu keberadaan jalang layang dalam kota masih terdengar asing. Belum umum katanya. Pembicaraan mulai serius. Ia menjelaskan perencanaan membangun flyover awalnya tidak hanya di Jalan Juanda saja. Tapi juga membuat flyover Jalan Oto Iskandardinata-Jalan Hidayatullah. Tapi karena duit daerah terbatas, maka dipilihlah Jalan Juanda. Ini karena kemacetan sepanjang jalur itu juga tidak kalah semrawutnya. Setahun kemudian, tepatnya di 2012 ide itu berupaya dijewantahkan. Melalui rencana pembangunan kota. Jaang yang kala itu masih menjabat wali kota bersama Almarhum Nusyirwan Ismail sebagai wawali mulai mengusulkan pembangunannya. Detail design engineering (DED) dibuat. Kajian dan konsultasi publik pun dilakukan. Setelah masuk perencanaan pembangunan kota, langkah awal adalah melakukan koordinasi dengan Kementerian PUPR di Jakarta. Untuk apa? Sebab, sepanjang Jalan Juanda hingga Jalan AW Syahranie berstatus jalan nasional. Pemkot harus mendapat izin untuk menjalankan proyek di jalur tersebut. Singkat cerita, setelah mendapat restu dari kementerian beserta rekomendasi Pemprov Kaltim, izin mendirikan jalan layang pun diberikan. Anggaran diusulkan dan, tok, DPRD Samarinda setuju. Lelang proyek dibuka. Tahun 2013, PT WIKA keluar sebagai pemenang lelang. Pengerjaannya dilakukan secara tahun jamak atau multi years contract (MYC). Anggarannya sekitar Rp 81,5 miliar dengan waktu pengerjaan sampai 2015. Sesuai kontrak pengerjaan tahap awal menghabiskan Rp 17,8 dari APBD murni Samarinda 2013. Sembari menanti pengerjaan proyek, Pemkot Samarinda berupaya melakukan pembebasan lahan seluas sekitar 4.400 meter persegi. Setiap pembangunan pasti ada pro dan kontra. Termasuk membangun jalang layang. Alkisah, salah seorang sahabat Jaang pernah menyindir. Lebih baik Jaang mengurus banjir di Perumnas Jalan AW Syahranie daripada membuat flyover. Jaang hanya menampik sambil tersenyum. Ia bilang, "Enggak papa. Mudah-mudahan kita panjang umur dan bisa nikmati flyover. Enggak mungkin saya buat kalau kemacetan makin jadi. Nah, pas flyover sudah jadi, enggak ada negur-negur dia. Saya juga enggak negur, mungkin malu kali dia," katanya sambil tertawa. Adapula yang mengusulkan agar Jaang membuat flyover dua jalur. Jalur Juanda-AWS, kemudian di atasnya jalur Voorvo-Kadrie Oening. "Kata saya, bisa aja. Tapi duitnya kedada (tidak ada,red)," ucapnya bercanda. Lantas, apa kunci kesuksesan Jaang berhasil membangun jalan layang dengan panjang 601 meter dan lebar 10 meter tersebut. "Komunikasi," tegasnya. Komunikasi dengan Pemprov Kaltim dan Kementerian PU harus terus dilakukan. Termasuk dengan DPRD Kaltim untuk meminta dukungan. "Kalau enggak komunikasi secara baik bagaimana bisa ide ini dibantu. Kita harus bisa jelaskan dengan baik. Sama kaya berumah tangga, harus bisa komunikasi juga kan," lugas bapak dua anak ini. Kini semua pun menikmati jalan layang yang menjadi warisannya saat menjabat sebagai wali kota dua periode. Baginya, komunikasi adalah kunci sebuah pembangunan itu bisa berjalan. Seperti diketahui, rencana membangun flyover di simpang Muara Rapak Balikpapan belum menemui titik terang. Jalan layang yang sudah digagas sejak lama belum juga dibangun. Kecelakaan maut Jumat 21 Januari 2022 lalu akhirnya mendorong flyover bisa segera diwujudkan. Mengingat kontur jalan di lokasi yang terus memakan korban kecelakaan itu sangat ekstrem menurun. Sejumlah pihak sudah mulai melakukan pembahasan. Pemprov Kaltim, Pemkot Balikpapan, anggota dewan asal Balikpapan di Karang Paci juga perwakilan di Senayan. (boy/eny)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: