Besok, 3 Ribu Masyarakat Adat Kutai Kembali Cat Jembatan Kartanegara Jadi Kuning Sakral

Besok, 3 Ribu Masyarakat Adat Kutai Kembali Cat Jembatan Kartanegara Jadi Kuning Sakral

Kukar, Nomorsatukaltim.com - Jembatan Kartanegara yang menjadi ikon Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) kini sudah terlihat berganti warna, dari kuning menjadi merah. Bahkan hingga kini, para pekerja masih terlihat melakukan pengecatan. Untuk mengejar target kontrak proyek perawatan jembatan milik Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kukar tersebut. Hanya saja. Pengecatan warna merah itu bukan berarti sudah mendapat persetujuan dari pihak Kesultanan Kutai Ing Martadipura dan seluruh masyarakat adat. Tapi pengecatan boleh dilanjutkan, karena masyarakat adat menghormati kontraktor yang sudah mendapatkan pekerjaan tersebut, agar bisa diselesaikan terlebih dahulu. Baca juga: Viral Pengguna Jalan Mengeluh Cat Merah Jembatan Kukar Menetes di Mobil “Iya silakan dicat dulu. Nanti kami cat lagi kembali menjadi kuning sakral,” kata Ketua Umum Perkumpulan Adat Remaong Kutai Berjaya Kaltim, Hebby Nurlan Arafat pada awak media beberapa waktu lalu. Ternyata apa yang disampaikan Hebby tersebut bukan hanya angin belaka. Buktinya, Kamis (13/1/2022) besok pagi, sebanyak 3 ribu massa dari masyarakat adat Kutai akan kembali melaksanakan aksi damai di Jembatan Kartanegara. “Iya besok (Kamis, Red.) pagi jam 08.00 Wita kita akan kembali turun ke jalan. Dengan mengerahkan sebanyak 3 ribu massa,” ucap Hebby pada nomorsatukaltim.com - Disway News Network (DNN), Rabu (12/1/2022) siang. Bukan hanya menggelar aksi damai. Seluruh masyarakat adat Kutai juga akan melakukan pengecatan kembali warna jembatan dari merah ke kuning sakral. “Kita akan lapisi langsung warna merahnya dengan cat kuning. Dan sudah kita siapkan ratusan kaleng cat untuk aksi besok,” terang Hebby. Selain mengecat jembatan. Masyarakat adat juga akan menggelar pengumpulan donasi dari seluruh masyarakat di Kukar dan daerah-daerah lainnya. “Kita juga akan mengumpulkan donasi di jalan. Karena kami yakin, banyak masyarakat di Kutai ini ingin jembatan kembali menjadi kuning,” tutur Hebby. Ditanya apakah aksi ini sudah mendapat restu dari Sultan, ia pun menjelaskan sudah meneruskan surat tembusan ke Sultan. “Tidak hanya ke Ayahanda YM Sultan saja. Surat aksi damai ini juga telah kita tembuskan ke Kapolres, Dandim, termasuk Bupati Kukar,” jelasnya. Apabila ada yang tidak terima dengan aksi yang dilakukan masyarakat adat ini, ungkap Hebby, pihaknya siap bertanggung jawab dan menerima risikonya. “Ya kalau kami dianggap melakukan perusakan. Apa yang kami rusak? Kami hanya memperindah jembatan kami. Kami hanya ingin mengembalikan jembatan kami menjadi kuning. Warna sakral di Kukar ini,” tegas Hebby. (Bay/zul) Editor: Muhammad Zulfikar Akbar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: