Luas Sawah Produktif di Kutim Menyusut 5 Ribu Hektare

Luas Sawah Produktif di Kutim Menyusut 5 Ribu Hektare

KUTIM, nomorsatukaltim.com – Luasan sawah di Kutai Timur (Kutim) dari hasil survei Dinas Pertanian dan Peternakan (Distannak) 2017 lalu mencapai 8.716 hektare. Namun ternyata, sawah yang produktif hingga saat ini hanya 3.213 hektare saja. Kepala Distannak Kutim, Dyah Ratnaningrum mengatakan, jumlah sawah dalam data tersebut masih perlu divalidasi. Setelah dilakukan pengecekan di lapangan, ternyata luasan sawah produktif tidak sampai setengah dari luasan yang terdata. “Hanya ada 3.213 hektare sawah yang produktif. Terdiri dari sawah irigasi teknis, seluas 1.274 hektare dan sawah irigasi nonteknis seluas 1.929 hektare,” ungkap Dyah dikutip dari Harian Disway Kaltim - Disway News Network (DNN). Baca juga: Hujan Deras, Ratusan Hektare Sawah di Bukit Raya Kukar Terendam Banjir Luasan itu tentu tak bisa dipakai untuk memenuhi kebutuhan pangan warga Kutim. Pasalnya, konsumsi beras masyarakat Kutim diperkirakan sebesar 114 kilogram per kapita per tahun. Jika dikalkulasikan dengan jumlah penduduk Kutim, maka kebutuhan beras mencapai 49.285 ton per tahun atau setara dengan 78.554 ton Gabah Kering Giling (GKG). Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Kutim memerlukan sawah produktif sebesar 8.728 hektare. Jika sawah yang tidak produktif itu bisa dikembalikan, tentu tinggal menambah sedikit luasan lahan agar bisa memenuhi kebutuhan daerah. “Karena sawah jika dirata-rata menghasilkan 4,5 ton per hektare dalam sekali panen. Sementara dalam setahun bisa dua kali panen,” jelasnya. Memaksimalkan lahan yang tersedia jadi satu-satunya cara. Pola intensifikasi dilakukan agar lahan yang tersedia dapat meningkat produksinya. Upaya yang dilakukan, dengan pemanfaatan teknologi pertanian, dukungan bibit, pupuk serta peralatan pertanian. “Salah satunya, kita akan memaksimalkan petugas lapangan guna memberikan pendampingan kepada para petani kita, agar hasil pertanian mereka bisa lebih meningkat,” papar Dyah. Selain itu, Distannak juga mencoba menerapkan langkah rehabilitasi dan pemulihan lahan. Dia berharap lahan telah rusak itu dapat ditanami kembali. Maka dari itu, pihaknya akan segera mengintensifkan pemanfaatan bendungan dan saluran irigasi yang ada di tiga kecamatan. “Semoga dengan dimaksimalkan untuk pertanian, lahan sawah yang tidak produktif juga bisa dipakai lagi,” tandasnya. BCT/ZUL

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: