Upaya Kutim Tekan Perselisihan Industrial
KUTIM, nomorsatukaltim.com – Perselisihan industrial antara karyawan dengan pihak perusahaan cukup sering terjadi di Kutai Timur (Kutim). Perihal ini pula yang coba ditekan oleh Pemkab Kutim agar bisa mengurangi konflik sosial yang terjadi antara masyarakat dan perusahaan. Sebenarnya agenda ini adalah pembahasan akademis untuk program doktoral mahasiswa Universitas Merdeka Malang. Namun menurut Bupati Kutim, Ardiansyah Sulaiman hal ini bisa dicontoh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) untuk mencari formula penyelesaian konflik. “Saya melihat hal ini bagus untuk pengembangan tenaga kerja di daerah. Bagaimana ada langkah dalam menyelesaikan konflik antara karyawan dan perusahaan,” ucap Ardiansyah dikutip dari Harian Disway Kaltim - Disway News Network (DNN). Baca juga: Lembaga Tripartit di Kutim Diaktifkan Lagi Paling tidak, lanjut bupati, ada upaya untuk meminimalkan risiko dalam konflik yang terjadi. Karena dari pembahasan disertasi tersebut ada wawasan tambahan bagi Disnakertrans. Sehingga bisa diambil manfaat untuk dijadikan acuan dalam menyelesaikan masalah. “Saya harap ada desain perencanaan yang dibuat dari hasil focus grup discussion ini. Tentu ini juga bermanfaat bagi kami juga,” tuturnya. Terpisah Kepala Disnakertrnas Kutim, Sudirman Latif mengatakan, FGD ini merupakan langkah awal dan pihaknya siap untuk menindaklanjuti kajian ini. Bahkan dirinya menilai jika dari kajian ini akan berguna pada semua sektor industri nantinya. “Tak hanya pertambangan, di sektor perkebunan dan lainnya juga akan bisa diaplikasikan,” ucap Sudirman. Hanya saja perlu waktu dan bertahap untuk menyusun desain penyelesaian konflik ini. Apalagi ide utamanya dibahas secara akademik, tentu akan memakan waktu nantinya. Ia pun yakin jika kajian akademis serupa akan membantu pemerintahan dalam mengambil kebijakan. “Kami menangkap peluang ini dan kami kerja sama untuk dapat manfaat yang sama dari kedua belah pihak,” tuturnya. Menurutnya cukup banyak persoalan yang terjadi, sehingga perlu ada langkah antisipasi. Semakin dini antisipasi itu dijalankan, makin berkurang konflik yang terjadi. Dari pembahasan ini diharapkan ada desain untuk membuat strategi yang diinginkan. “Jadi memang bentuknya seperti pencegahan dini agar konflik yang terjadi tidak meluas jadi konflik sosial,” tandasnya. BCT/ZUL
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: