Komoditas Ekspor Kutim Tak Cuma Batu Bara

Komoditas Ekspor Kutim Tak Cuma Batu Bara

Kutim, nomorsatukaltim.com – Berbagai macam komoditas di Kutai Timur (Kutim) ternyata punya kualitas ekspor. Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) mencoba untuk memetakan potensi itu untuk dapat dikembangkan. Kepala Disperindag Kutim, M. Zaini mengatakan, sebenarnya potensi ekspor itu tidak hanya batu bara saja. Komoditas selain mineral dan batu bara (minerba_ justru lebih banyak dan bervariasi. Hanya saja jumlahnya belum terlalu besar. Beberapa komoditas sudah masuk radar Disperindag untuk bisa dikembangkan. “Kalau batu bara jangan ditanya lagi, angkanya bisa tembus ratusan juta ton per tahun. Untuk yang lain masih bisa dikembangkan,” ucap Zaini kepada nomorsatukaltim.com - Disway News Network (DNN). Baca juga: Uni Eropa Buka Peluang Ekspor Kaltim Seperti teripang, dengan pasar Taiwan dan Jepang permintaan untuk dikirim bisa mencapai 20 ton. Dalam setahun permintaan bisa 5 hingga 7 kali pengiriman. Begitu juga dengan pisang, lidi dan rumput laut. “Dengan tujuan ekspor ke beberapa negara berbeda. Ada juga coklat atau kakao yang punya permintaan pasar ekspor yang besar,” ungkapnya. Lidi dari aren dan pelepah sawit sangat diminati India dan Pakistan. Sementara rumput laut diekspor ke Korea. Untuk coklat pasar Uni Eropa yang siap menampung. Untuk jumlah rata-rata masih berkisar puluhan ton saja. Hasil produksi belum bisa digenjot secara masif. Kemampuan petani atau pembudidaya komoditas tersebut masih dalam skala kecil. Ditambah lagi komoditas yang dikirim tersebut masih berbentuk bahan mentah. “Jika bisa diolah dulu menjadi produk turunan mungkin nilai ekspornya bisa lebih besar,” tuturnya. Upaya tersebut yang coba dikembangkan Disperindag agar komoditas memiliki nilai tambah. Selain itu, pelatihan ekspor juga akan diperbanyak. Disertai dengan pendampingan terhadap industri kecil menengah. “Semuanya akan kami galakkan. Tentunya harus melihat lagi potensinya dan kesiapan dari para pelaku usaha itu sendiri,” ujar pria berkaca mata ini. Tantangan lain yang menurutnya harus dijawab adalah dukungan modal dan peralatan. Pelaku usaha tentu membutuhkan itu agar bisa mengembangkan komoditas ekspor mereka. Sehingga orientasi ekspor dapat ditunjukkan oleh para pelaku usaha ini. “Ditambah lagi dengan fasilitas pemasaran tentu akan semakin baik. Seperti pameran dan promosi, baik di dalam maupun ke luar negeri,” tandasnya. (bct/zul)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: