Akses Jalan Bikin Investor Enggan Masuk KIK

Akses Jalan Bikin Investor Enggan Masuk KIK

Didi Purnomo (kanan) didampingi Naim.

Balikpapan, Diswaykaltim.com - Sejak dibuka beberapa tahun silam, jumlah investor yang masuk ke Kawasan Industri Kariangau (KIK) belum tumbuh sesuai harapan.

Merujuk data Balitbang Bappeda Balikpapan, baru ada 10 perusahaan eksisting, 3 perusahaan dalam tahap pembangunan dan 30 perusahaan yang mengajukan izin.

Lalu apa penyebab 'seretnya' investasi di kawasan itu? Perusahaan Daerah (Perusda) Balikpapan yang menjadi pengelola 133,8 hektare lahan punya catatan sendiri.

Manager Divisi Properti, Supporting Kawasan Kariangau Perusda Didi Purnomo mengatakan, akses jalan menjadi salah satu musabab para investor menahan diri membenamkan modalnya di KIK.

"Sudah banyak (investor) yang menyatakan tertarik, tetapi infrastruktur jalan itu yang jadi ganjalan. Itu yang membuat mereka menahan (investasi)," katanya saat dijumpai Kamis (31/10/2019).

Beberapa investor menanyakan realisasi jalan akses ke Pulau Balang dibangun. "Sedangkan desain jalan pendekat sudah ada, kemungkinan akan dibangun provinsi tahun depan," imbuh Naim, Divisi Jargas yang juga supporting KIK yang mendampingi selama wawancara berlangsung.

Perusda Balikpapan punya  rencana  menggunakan jalan provinsi. Izinnya bahkan sudah ada untuk dibangun. "Hanya belum dibangun karena lahan tumpang tindih akses jalan dari KIK menuju Kariangau Kaltim Terminal (KKT)," Didi Purnomo menimpali.

Ada dua akses jalan yang bisa dibangun. Satu jalan pendekat ke Pulau Balang dan ada satu jalan dengan kondisi sangat ekstrim. Pembebasan lahan juga masih dalam proses.

Perusda Bangun Depo

Dengan kondisi tersebut, Perusda juga belum dapat melakukan action. Progres saat ini, site plan yang sudah ada dan sesuai dengan tata ruang wilayah. Dalam perencanaan dari lahan 133 ha itu akan dibangun beberapa zona. "Yaitu zona konstruksi, agro perkebunan, transportasi dan lain lain,” ujarnya.

Perusda juga berencana membangun depo peti kemas lebih awal. Dalam perencanaannya, depo peti kemas itu akan berdiri di atas lahan seluasnya 2 hektare - 6 hektare. “Tapi dalam perencanaan sudah 2 hektare - 4 hektare untuk desain. Izin juga sudah ada untuk peti kemas. Untuk langkah awal investasi untuk depo sudah dikeluarkan Rp 500 juta,” kata Didi Purnomo lagi.

Perusda telah melaporkan rencana itu kepada pemerintah. “Kita juga sudah laporkan apa langkah awal kita untuk depo. Sebenarnya tinggal bangun saja. Progres sampai sekarang masih perencanaan depo. Kenapa belum terealisasi? Lagi-lagi karena faktor infrastruktur jalannya,” ungkap Didi.

Lokasi depo peti kemas itu dibelah oleh rencana jalan ke Pulau Balang atau akses masuk. Sementara akses yang sudah terbangun baru ke KKT saja.

Perusda Balikpapan kelola kawasan KIK seluas 133,8 hektare. Sampai sekarang belum ada investor yang memanfaatkan lahan milik Perusda itu. “Seperti saya bilang tadi, masih sebatas perencanaan. Karena dalam pembangunan ada studi kelayakan, kajian. Begitu juga investor,” sambungnya.

Salah satu upaya menarik pemodal adalah program KLiK atau Kemudahan Investasi Langsung Konstruksi yang diluncurkan bersama BKPM dua tahun silam.  (fey/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: