Antrean Truk Menjadi-jadi di Kukar, Padahal Sudah Ada Kantong Parkir

Antrean Truk Menjadi-jadi di Kukar, Padahal Sudah Ada Kantong Parkir

Antrean truk yang ingin mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis solar juga terjadi di Kukar. Sudah ada kantong parkir yang tersedia, tapi sopir masih saja bandel parkir di pinggir jalan. nomorsatukaltim.com - Serupa dengan Samarinda dan Balikpapan. Beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kukar kedapatan menyebabkan antrean kendaraan. Terutama kendaraan besar berupa truk. Berjejer panjang hingga puluhan unit, tak pelak mengganggu pengguna jalan lainnya, karena ruas jalan mendadak sempit. Seperti yang terjadi di SPBU Desa Teluk Dalam, Tenggarong Seberang. Juga SPBU yang berada di Jalan Robert Wolter Monginsidi, Timbau. Puluhan unit truk kadang terlihat mengantre untuk mengisi bahan bakar. Baca juga: Dishub-Satlantas Samarinda Kompak, Siapkan Sanksi Tilang Truk yang Parkir di Bahu Jalan Namun kadang antrean terjadi sejak malam hari. Tepatnya di Jalan Patin, Timbau, samping DPRD Kukar. Hampir seperempat badan jalan digunakan oleh truk-truk ini untuk memarkir armadanya. Akibatnya, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kukar, Heldiansyah, angkat bicara. Langkah sosialisasi pun sudah dilakukan bersamaan dengan pemasangan pembatas jalan atau water barrier, di depan Kantor Bupati Kukar dan samping DPRD Kukar. Pihaknya meminta menggunakan kantong parkir yang berada di depan SPBU. Juga mengarahkan sopir truk untuk parkir dan mengantre sementara di lahan kosong di bawah Jembatan Kartanegara. Lantaran petugas Dishub Kukar yang tidak siaga 24 jam, menjadi celah bagi sopir truk yang nakal untuk parkir sejak malam agar kebagian bahan bakar esok harinya. "Kadang-kadang dipinggirkan mereka (sopir truk), kita juga sudah tegur SPBU-nya, artinya dipastikan kapan buka dan beroperasi, jangan sampai semalaman menunggu, kasian pengguna jalan lainnya," jelas Heldiansyah dikutip dari Harian Disway Kaltim - Disway News Network (DNN). Memang selain mengganggu pengguna jalan saat berkendara, tentu ini mengganggu pemandangan. Apalagi Kantor Bupati dan samping DPRD Kukar malah tertutupi oleh puluhan unit truk yang parkir untuk mengantri BBM. Dikhawatirkan akan terjadi kecelakaan. Seperti yang terjadi Samarinda, dalam bulan Oktober saja, sudah dua melayang lantaran menghantam truk parkir yang antri BBM. Satu pengendara mobil, satunya lagi pengendara motor. Berbicara terkait sanksi tegas, seperti sanksi tilang misalnya. Heldiansyah menyebut belum mengarah ke sana. Pihaknya bakal menunggu hasil rapat forum lalu lintas, dan Satlantas Polres Kukar tentunya. Serta SPBU-SPBU yang kerap menimbulkan antrian truk yang panjang. "Dulu pernah (tertib), tapi heran kenapa mulai lagi, makanya akan rapat dulu," lanjut Heldiansyah. Padahal dulu sempat ditertibkan dengan menerapkan nomor antrean, dengan harapan agar tidak mengganggu jalur lalu lintas masyarakat. Namun seperti penyakit kambuhan, antrean yang menggunakan tepi jalan terulang kembali. Bergerombol di tepi jalan, meskipun tidak separah daerah tetangga. "Harus segera dipikirkan, jangan sampai memakan korban dulu," tegas Heldiansyah. Diketahui, aksi protes pun dilakukan oleh warga. Meskipun hanya dituangkan dalam spanduk yang isinya menolak adanya antrean truk di depan permukiman mereka. Seperti di Jalan Arwana, Timbau, tepat di samping SPBU Timbau. Warga sepakat melarang aktivitas parkir di sepanjang jalan tersebut, selain memasang spanduk, juga memasang portal hampir setinggi dua meter agar tidak bisa dilalui oleh truk. Juga di jalan poros menuju Samarinda. Warga sepakat memasang spanduk serupa. Karena warga merasa terganggu, lantaran truk yang parkir tepat berada di depan rumah mereka, dan mengganggu aktivitas keluar masuk ke rumah. (mrf/zul)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: