Pasca Banjir Babulu, Petani Gagal Panen

Pasca Banjir Babulu, Petani Gagal Panen

PPU, nomorsatukaltim.com - Desa Sumber Sari dan Desa Gunung Mulia di Kecamatan Babulu pusing bukan kepalang. Usai banjir, lahan pertanian milik mereka gagal panen. Tak tanggung-tanggung jumlahnya. Menurut catatan ada sekira 600 hektare lahan yang terendam.

Beruntung sebagian besar telah lebih dahulu di panen. Khususnya untuk komoditas padi. Tapi, Dinas Pertanian (Distan) PPU mencatat ada sekira 13 hektare lahan pertanian hortikultura yang gagal panen.

Kepala Distan PPU Mulyono menyebutkan, gagal panen karena sebagian besar petani itu baru saja melakukan penanaman. Yaitu seperti semangka, lombok dan banyak lagi.

“Dengan adanya musibah banjir kurang lebih ada 13 hektare yang usianya sekitar satu bulan terendam banjir. Karena berhari-hari terendam air," ucapnya Kamis (21/10/2021) dikutip dari Harian Disway Kaltim - Disway News Network (DNN).

Sementara untuk areal persawahan, saat terjadinya banjir tidak ada tanaman padinya. Karena para petani telah lebih dahulu panen. Di mana rata-rata melakukan panen di September 2021.

“Lahan pertanian berupa sawah yang terendam banjir rata-rata belum digarap karena petani baru saja panen di September kemarin,” jelasnya.

Meski sawah itu belum digarap, tapi ada dampaknya. Karena berpengaruh pada musim tanam, yang biasanya di Oktober ini. Sehingga kemungkinan petani menunda penanaman akibat banjir tadi.

“Kalau dampak pasti, karena untuk persiapan musim tanam Oktober-Maret, mungkin yang terdampak banjir adalah mundurnya musim tanamnya, karena terpengaruh saat pengolahan tanah,” sebutnya.

Atas kejadian ini, ia akan melakukan berbagai upaya untuk membantu petani. Yakni berupa menyiapkan sarana produk padi seperti benih, obat-obatan dan sebagainya. Seperti biasanya.

“Untuk pengelolaan lahan pasca banjir tentu dilakukan oleh petani sendiri. Sebab sarana alat dan mesin pertanian kan udah ada di setiap kelompok jadi pemerintah menyiapkan sarana saja seperti benih, racun rumput dan pupuk,” kata Mulyono.

Permintaan kompensasi pada pemerintah juga mencuat. Para petani meminta adanya bantuan lebih untuk bisa kembali berusaha. Namun, Mulyono memastikan tahun ini pemerintah daerah tidak dapat melakukannya. Pasalnya tidak ada alokasi anggaran khusus untuk pemberian bantuan kepada petani yang terkena bencana alam.

Mulyono menegaskan, dalam hal ini pemerintah daerah tidak pernah menduga, atau memprediksi akan terjadi bencana alam tersebut. Mengingat dalam beberapa tahun terakhir hal ini tak pernah terjadi.

“Kalau dari pemerintah daerah untuk tahun ini sepertinya belum bisa membantu. Tapi mungkin tahun depan akan dibicarakan, apalagi kan tidak ada perubahan,” jelasnya.

Meski begitu, pihaknya tak berdiam diri. Pemerintah daerah tetap akan mengupayakan untuk mencari bantuan dari instansi lainnya, termasuk ke Pemerintah Provinsi Kaltim. (rsy/zul)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: