PTM Digelar, Pedagang Senang 

PTM Digelar, Pedagang Senang 

Kebijakan pembelajaran tatap muka (PTM) di Kutai Kartanegara (Kukar) menjadi berkah tersendiri bagi pedagang perlengkapan sekolah. Mereka jadi sasaran orang tua yang menyiapkan kebutuhan sekolah anaknya.

nomorsatukaltim.com- Seperti yang terjadi di kompleks perlengkapan sekolah di Pasar Tangga Arung, Tenggarong. Omzet penjualan perlengkapan sekolah rata-rata naik. Merata untuk semua jenis perlengkapan sekolah. Seperti seragam sekolah lengkap, sepatu sekolah hingga perlengkapan alat tulisnya.

Dari beberapa pedagang mengatakan, kenaikan mencapai lebih dari 100 persen dibanding hari biasa. Wajar, karena selama 1,5 tahun lebih pada masa pandemi COVID-19, seluruh sekolah tutup total. Sehingga pembelian perlengkapan sekolah, otomatis tidak ada sama sekali. Seperti yang diutarakan oleh Mukinah. Wanita yang sudah puluhan tahun berjualan di Pasar Tangga Arung ini mengatakan, penjualan seragam sekolah miliknya meningkat tajam. Dalam dua hari saja, mampu menjual lebih dari 30 stel baju sekolah lengkap. Mulai dari baju sekolah SD hingga SMA. Harga yang dipatok dari dagangannya beragam. Mulai dari Rp 120 ribu hingga Rp 150 ribu. Tergantung besar atau kecilnya ukuran baju yang dijual. "Alhamdulillah ada peningkatan (penjualan), mulai ngeluarin stok baju dua tahun lalu," ujar Mukinah berseri, Senin (18/10). Serupa dengan Nurlaila, omzet penjualan sepatu di dua lapaknya pun ikut meroket. Di hari biasa hanya bisa menjual tiga pasang sepatu saja, dalam tiga hari saja mampu menjual ratusan stok sepatu miliknya. Pada Minggu (17/10) kemarin saja, salah satu lapak miliknya menjual hingga 50 pasang sepatu saja. Dengan harga kisaran Rp 80-170 ribu per pasang. "Alhamdulillah jadi rezeki tersendiri, om," kata Nurlaila. Dia pun sempat kelimpungan, lantaran banyaknya pembeli yang menyerbu tokonya. Memang diakuinya mendadak, namun dia pun senang, akhirnya perputaran uang di Pasar Tangga Arung mulai bergerak lagi. Tidak kalah senangnya, juga dirasakan Afrianto, pengelola toko buku di Pasar Tangga Arung. Pekerjanya sejak Jumat (15/10) lalu kalang kabut melayani puluhan pembeli yang datang ke tokonya. Karena mendadak ada keputusan dimulainya PTM di Kukar, Tenggarong khususnya. Sehingga persiapan stok kurang memadai. "Melonjak tajam, lebih dari 100 persen dalam dua hari terakhir ini," sesumbar Afrianto. Meskipun tidak sampai menghabiskan stok alat tulis di tokonya, seperti buku tulis, pensil, penghapus dan barang lainnya. Namun pilihan barang yang disiapkan untuk pembeli menjadi terbatas, karena tidak ada persiapan tadinya. Berbeda dengan tahun lalu, tokonya banyak menyiapkan stok. Tetapi zonk karena sekolah terpaksa tutup karena kondisi pandemi COVID-19. "Jadi yang dijual ini seadanya aja," tutup Afrianto. Memang kondisi pandemi COVID-19 di Kukar yang semakin terkendali. Ditandai dengan penurunan status Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) ke level 2, menuju level 1. Membuat pemerintah kabupaten melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kukar mengambil kebijakan, secara bertahap membuka PTM, yang selama ini menerapkan pembelajaran virtual. Ditandai beberapa pekan lalu, sekitar 125 sekolah yang meliputi SD dan SMP di Kukar mulai terapkan PTM terbatas, dan mulai menambah beberapa sekolah untuk terapkan PTM pada tahap kedua ini. Jumlahnya pun dipastikan akan melebihi jumlah sekolah yang diizinkan PTM pada tahap pertama lalu, dengan memperhatikan kondisi zonasi dan lokasi letak sekolah yang ditunjuk menjalankan PTM. Sekolah yang berada di wilayah yang jauh dari mobilitas yang masif dan jumlah murid yang sedikit diperkenankan untuk menerapkan PTM penuh. Tetap dengan syarat penerapan protokol kesehatan ketat. "Seluruh satuan pendidikan sudah diminta bertahap laksanakan PTM," jelas Kadisdikbud Kukar, Slamet Hadiraharjo. Ia pun mengimbau kepada semua pihak yang terlibat, baik itu pihak sekolah hingga orang tua murid untuk tidak terlena. Serta tetap mewaspadai kondisi di Kukar yang belum sepenuhnya lepas dari pandemi COVID-19. Tetap menjaga protokol kesehatan, agar pelaksanaan PTM dapat terus berlanjut dan tidak terhenti ditengah jalan. "Yang pasti kita tetap waspada, prokes ketat tetap dijalankan," tutup Slamet. (mrf/zul)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: