Pilih Kuliah Transfusi Darah

Pilih Kuliah Transfusi Darah

MEMPELAJARI lebih mendalam tentang dunia medis, Dani Meiliani memilih jurusan yang berbeda dengan teman-temannya. Gadis berhijab lulusan Politeknik Kesehatan Bhakti Setya Indonesia, Jogjakarta, ini mempelajari tentang unsur darah manusia. Kini Dani—sapaan akrabnya, bekerja sesuai dengan jurusannya, yakni sebagai teknisi transfusi darah di PMI Berau. Menurutnya, program studi yang mempelajari tentang transfusi darah di Indonesia memang belum banyak diketahui orang pada umumnya. Dan menjadi teknisi transfusi darah adalah hal menjanjikan. “Saat ini memang sedang dibutuhkan seseorang yang paham tentang unsur darah dan cara penanganannya," katanya kepada DiswayBerau. Dani mengungkapkan awal ketertarikannya dengan pelajaran ini, yakni karena merupakan program yang dianjurkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO), yang mengharuskan setiap negara menyumbang dua persen kantung darah dari jumlah penduduk yang ada di negara tersebut. "Semakin banyak yang donor, berarti semakin banyak pula tenaga ahli yang dibutuhkan," ujarnya. Disebutkannya, banyak kejadian menarik yang bisa dibagikan olehnya kepada pembaca. Misalnya, aksi saling suntik dengan teman seangkatan sebagai bahan untuk praktik. Praktik itu dilakukan setiap minggu pada mata pelajaran Aftap. "Terkadang kami saling suntik untuk menyelesaikan tugas praktik yang diberikan dosen, bahkan terkadang untuk mencari pembuluh darah itu tidak bisa dilakukan dengan sekali suntik,"ujarnya. Mempelajari tentang darah bukan hal yang biasa, banyak kesulitan dan tantangan yang harus dihadapi ketika mengambil jurusan transfusi darah. Bahkan, terkadang dirinya mengalami ketakutan pada saat akan mengambil darah. Hal itu dirasa cukup sering terjadi, dan bukan hanya dia yang merasakan hal tersebut. "Waktu awal masuk semuanya takut ketika diminta untuk mencucuk jarum ke pembuluh darah, bahkan ada beberapa kerabat saya yang mengalamani tremor (gemetar),"ujarnya. Suka duka menjadi seorang mahasiswi transfusi darah, ialah mencari pendonor yang dengan suka rela mempercayakan lengannya untuk dijadikan bahan praktik."Banyak saja orang-orang yang takut ketika diminta untuk menjadi pendonor," katanya. Disebutkannya, donor darah itu selain membantu orang lain, memiliki banyak dampak positif. Yakni, meningkatkan sel darah merah, menurunkan zat besi berlebih dalam tubuh, membakar kalori, dan mendapatkan pemeriksaan kesehatan gratis. "Kalau habis donor darah, si pendonor boleh mengetahui hasil pemeriksaan dari darahnya," pungkasnya.(*/fst/app)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: