Upaya Berliku Pemkab PPU Kembangkan Wisata; Disusun, Terbentur, Ditata Ulang

Upaya Berliku Pemkab PPU Kembangkan Wisata; Disusun, Terbentur, Ditata Ulang

PPU, nomorsatukaltim.com - Ibarat bidak catur, langkah Pemkab PPU untuk mengembangkan kepariwisataan memang masih kecil. Tapi tetap melangkah ke depan.

Potensi pariwisata di Penajam Paser Utara (PPU) tak perlu diragukan lagi. Bukan hanya terkenal dengan wisata baharinya, sektor lain seperti pegunungan, karst, alam, seni dan budaya, serta destinasi buatan terhampar wilayah ini.

Potensi tersebut diprediksi akan semakin melejit jika PPU, khususnya Kecamatan Sepaku benar-benar akan menjadi pusat pemerintahan negara yang baru.

Staf Ahli Bupati PPU, Aji Sofyan Efendi mengatakan bahwa Pemkab PPU di bawah kepemimpinan Abdul Gafur Mas'ud (AGM) telah melakukan berbagai kajian. Tentang pengembangan destinasi wisata yang ada di tiap kelurahan/desa. Terlebih yang ada di sekitar IKN.

Rencana Kerja dan Tindak Lanjut (RKTL) sudah dibuat. Sejatinya efektif berjalan sejak 2021 ini. Rencana itu mendorong 30 desa dan 24 kelurahan yang ada. Untuk menggali potensi kepariwisataannya.

"Karena masing-masing wilayah, sangat mengerti potensi di mana objek itu berada. Karena masing-masing desa ini memiliki keunikan dan ciri khas tertentu. Ada beberapa objek yang punya kearifan," tuturnya, Selasa, (5/10/2021).

Contoh saja goa. Di kecamatan Sepaku ada, pun di kecamatan Waru. Pantai, ada di sepanjang pesisir Kecamatan Penajam. Dan banyak lagi.

Melalui Program P2KPM PPU, lalu disinkronisasi dengan tiap stakeholder yang berhubungan langsung dengan kebutuhan. Sebab selain objeknya, masalah pariwisata itu selalu berkaitan dengan akses. Destinasi yang baik, kata Aji, ialah yang bisa dikunjungi dengan mudah.

Aksesibiltas ke destinasi di sekitar wilayah calon IKN baru memang terpantau masih minim. Pemkab, kata Aji, memiliki perhatian ke arah situ. Makanya, pembangunan fasilitas penunjang objek wisata sudah masuk dalam perencanaan.

"Rencana yang disusun itu soal pembangunan sarana dan prasarana pendukung, secara umum. Itu secara tidak langsung, pasti menumbuhkan kepariwisataan. Kunjungan," bebernya.

Sarana dan prasarana itu ialah infrastruktur jalan dan fasilitas dasar. Mengingat dasar pertumbuhan sektor ini ialah simultan. Berkaitan dengan banyak sektor lainnya.

"Jadi yang perlu dipersiapkan ini harus serius. Karena kelasnya IKN ini bukan lagi pariwisata lokal, tapi pariwisata internasional," sebutnya.

Sudah dikaji dan diprogramkan, bukan berarti segala sesuatunya berjalan mulus. Diakui Aji, program yang diusulkan itu tak berjalan maksimal. Defisit anggaran yang dialami Pemkab PPU, sekira Rp 500 miliar turut menggoyahkan realisasi program ini. Pandemi … pandemi.

Meskipun pengembangan pariwisata masuk dalam skala prioritas. Pemkab mau tak mau harus lebih cermat berhitung. Beberapa rencana kerja dikaji ulang. Memilih yang genting dari hal-hal penting. Urgensi pengembangan pariwisata pun diturunkan eskalasinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: