Kaltim Resmi Tunda PTM, Disdik Tampung Curhat Ortu
Samarinda, nomorsatukaltim.com - Kaltim resmi menunda PTM. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalimantan Timur, Anwar Sanusi memerintahkan seluruh sekolah yang berada di bawah kewenangannya tidak melakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM), untuk sementara waktu.
Disdikbud provinsi menimbang perkembangan situasi penularan COVID-19 yang masih berada di level mengkhawatirkan. Terlebih pemerintah tengah menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 di Kaltim sebagai langkah penanganan dan pengendalian wabah pandemi. "Untuk sementara PTM kita pending kembali. Kita masih mengikuti instruksi Gubernur Kaltim," beber Anwar Sanusi, Kamis (5/8). Meskipun sebelumnya, Disdikbud Kaltim telah melarang sekolah untuk menggelar pembelajaran dengan metode pertemuan langsung. Saat Kaltim belum menerapkan PPKM Level 4. "Karena kasus penularan COVID-19 dan dampak yang ditimbulkannya luar biasa. Bahkan ada kepala sekolah, guru dan siswa yang menjadi korban meninggal dunia," ungkap Kadisdikbud. Oleh sebab itu, kata Anwar, pemerintah memilih mengambil sikap berhati-hati dalam membuat kebijakan. "Sebelum ada PPKM Level 4 pun kita sudah merasakan dampaknya, apalagi sudah masuk level 4, kita harus lebih waspada, jangan ada dululah pembelajaran tatap muka," imbaunya. Ia menambahkan, bahwa kendati rencana pemberlakuan pembelajaran tatap muka kembali diundur, ia berharap para guru mampu membangun iklim belajar yang baik dan produktif selama masih menerapkan pembelajaran jarak jauh melalui platform online. Kondisi ini menurut Anwar menjadi tantangan para guru untuk menyesuaikan diri terhadap situasi. Guru diharap mampu membangun sistem pembelajaran yang relevan dan mampu diikuti peserta didik. Melalui pembelajaran daring, para guru didorong untuk lebih kreatif menyajikan materi pembelajaran yang menyenangkan dan mudah dimengerti. Sehingga para siswa peserta didik tidak merasa bosan dan tetap produktif di rumah. "Guru sebagai ujung tombak pendidikan harus kreatif menghadapi pandemi, sebab mereka tulang punggung pendidikan dengan tetap melakukan pembelajaran," pungkasnya. Di Samarinda, Kepala Dinas Pendidikan, Asli Nuryadin menyatakan kesediaan untuk menerima keluhan orang tua murid terhadap kinerja para guru dalam melaksanakan pengajaran secara daring. Ia mengatakan, tak dapat dimungkiri, masa pandemi COVID-19 yang mengharuskan proses pembelajaran secara online menuntut para guru untuk berinovasi, berkreasi atau minimal menyesuaikan diri. "Karena jalannya cuma begitu. Minimal guru-guru dapat menyesuaikan diri dengan metode virtual untuk proses belajar mengajar," kata Asli Nuryadin, Jumat (6/8). Meski begitu, Kadisdik mengakui ada potensi sumber daya manusia pendidik yang tak dapat menyesuaikan diri, atau tidak mampu berinovasi dan berkreasi dalam proses belajar mengajar daring. Kondisi itu disebut alamiah, wajar dan hanya terjadi pada sedikit dari ribuan tenaga pendidik di Samarinda. "Itu kan ada guru yang sudah tua, yang sudah mendekati masa pensiun. Jadi itu yang mungkin sulit menyesuaikan dengan perkembangan teknologi. Tetapi secara prosentase, banyak guru yang sudah menyesuaikan diri," beber Asli Nuryadin. Oleh sebab itu, Disdik, kata dia, terbuka untuk menerima keluhan orang tua terhadap kinerja guru yang dinilai belum mampu menyesuaikan diri. Contoh, apabila ada guru yang dalam prosesnya cenderung lebih banyak memberi tugas ketimbang pemaparan materi kepada murid. Pengaduan orang tua, katanya, dapat diajukan melalui kepala sekolah, pengawas sekolah, hingga kontak whatsapp kepala dinas pendidikan. "Kami akan simpan identitas pelapor, lalu kami tindaklanjuti kepada kepala sekolah untuk mengedukasi guru yang bersangkutan. Supaya dalam suasana seperti ini (pandemi), metode pembelajaran jangan hanya memberikan tugas," ucap Asli. Asli mengklaim, sejak awal pihaknya juga telah mengimbau kepada para tenaga pendidik agar proses belajar mengajar tidak terpaku pada target-target capaian yang setara dengan target saat proses belajar mengajar dilakukan secara langsung tatap muka di sekolah. Menurutnya, target kurikulum bukan keharusan untuk dituntaskan oleh guru pada masa pembelajaran daring ini. Disdik mendorong agar pembelajaran daring menitikberatkan pada partisipasi murid. Sehingga yang paling dibutuhkan adalah bagaimana guru mampu menumbuhkan semangat belajar siswa-siswi. Asli Nuryadin juga memastikan, Disdik akan terus memantau proses pembelajaran dari di sekolah-sekolah. Pemantauan, sebutnya, juga dilakukan secara berjenjang melalui pengawas sekolah, kepala sekolah, lalu ke setiap guru. "Tapi sebenarnya kalau kita melihat, pada saat anak-anak didik menjalani ujian akhir semester itu sudah berjalan dengan baik. 75-85 persen berjalan baik. Berarti dapat kita simpulkan bahwa guru-guru kita sudah menyesuaikan diri. Walaupun masih ada yang tidak mampu." Di samping itu, selama proses ini berlangsung, pembinaan terhadap guru juga terus diberikan. Untuk mempercepat penyesuaian diri mereka. Yakin agar mampu berinovasi dan kreatif mengelola pembelajaran online. "Kita ada MoU dengan Microsoft, teman-teman guru juga aktif mendapat pembinaan melalui platform ruang guru. Terus teman-teman kepala sekolah yang familiar dengan Google itu terus dilakukan sharing secara virtual. Jadi kita manfaatkan setiap kesempatan," paparnya.Siap Jika Diperintahkan Tatap Muka
Asli Nuryadin menjelaskan, kepastian pelaksanaan PTM di Samarinda saat ini bergantung pada keputusan Satgas COVID-19 yang diketuai Wali Kota Samarinda. Apabila disetujui, Disdik dikatakan telah matang dalam persiapan, sehingga tak perlu menunggu lama. "Jadi, nanti kalau memang sudah dibolehkan untuk dibuka kita sudah siap. Misal minggu depan diizinkan dibuka kita siap saat itu juga. Karena teknis dan komponen -komponen protokol kesehatan sudah disiapkan teman-teman di lapangan. Betul-betul tinggal tunggu diizinkan," tegasnya. Sebelumnya, kata dia, Disdik sudah mendapat persetujuan untuk menggelar PTM di 14 sekolah. Yang sudah berjalan dengan baik selama empat bulan. Bahkan, sebanyak 71 sekolah tengah dipersiapkan untuk kembali mengimplementasikan PTM pada awal Juli lalu. "Tetapi karena grafik kasus COVID-19 kembali meningkat, maka keluarlah instruksi baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah kota untuk melaksanakan PPKM, yang di dalamnya sekolah diperintahkan menunda PTM. Akhirnya 14 sekolah yang sebelumnya sudah dibuka kembali ditutup lagi," "Sebenarnya kami ingin sekali tatap muka itu. Tapi kan PPKM kembali diterapkan. Ya artinya kami samina wata'na saja mengikuti pimpinan," pungkas Asli. *DASCek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: