Amaria, Atlet Karate yang Belum Puas Prestasi

Amaria, Atlet Karate yang Belum Puas Prestasi

Samarinda, nomorsatukaltim.com-  Amaria Lucia Lafang Pasilan namanya. Lahir di Samarinda 16 tahun silam. Cukup muda dengan segudang prestasi raihannya. Dari kejuaraan bela diri karate level daerah, nasional hingga internasional. Belum puas, masih banyak kejuaraan yang ingin ditaklukan.

Prosesnya sebagai atlet karate pemula terlewati dengan prestasi cemerlang. Saat ini dia naik level kelas junior. Hingga dua tahun ke depan masuk kelas senior adalah keniscayaan. Yang tentu kejuaraan bergengsi lain menantikannya. Menantikan aksi heroik dari sang pemenang, demi mengharumkan Kaltim di kancah nasional. Mulanya, gadis belia itu tidak terlalu mengenal olahraga bela diri. Berawal dari ajakan teman sekolah. Untuk ikut latihan karate di sekitaran rumah tempat tinggalnya. Sejalan kemudian merasa tertantang. Dia tekun berlatih dan belajar. Mengikuti seleksi sekadar untuk ikut pertandingan. Seiring prosesnya menempa diri berlatih rutin. Kesempatan emas baru didapatkan setelah dua tahun. Dia lolos seleksi untuk melenggang ke kejuaraan O2SN di Jakarta, tahun 2016. Usia baru 11 tahun. Atau kelas 5 SD. Titik awal yang kemudian mengantarkannya ke kejuaraan karate dunia. Di kejuaraan O2SN pertama pada 2016 itu, dia berhasil merengkuh dua medali perak. Di tambah lagi mengikuti kejurnas Inkai beregu pra-pemula, Juara 1. Berikutnya, kejurnas di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) 2018 dia berhasil menduduki peringkat ketiga. Dua tahun berikutnya, pada 2018. Prestasi maksimal kembali dia bukukan, yakni di Kejurnas Inkai kembali menempati juara satu. Prestasi cemerlang selama rentang waktu 2016-2018 itu akhirnya mengantarkannya ke Kejuaraan Karate Internasional, di Belgia. Masih di tahun yang sama. Anak kedua dari pasangan Inphil Jonthan Pasilan dan Usun ini, mencatatkan namanya di posisi kedua. Dia pulang ke tanah air membawa medali perak. "Semula ikut sama teman, ajakan temannya juga. Keterusan jadi rutinitas dan bersyukur akhirnya banyak meraih medali dari kejuraan yang saya ikuti," terang gadis kelahiran 25 Maret 2005 ini, Selasa (6/7) kemarin. Amaria menegaskan bahwa proses pencapaian itu tidak dilalui dengan mudah. Intensitas latihan keras jadi menu harian. Tak kenal lagi kata malas. Kamus harianya hanya ada sekolah dan belajar. Sore selepas sekolah dia bergegas ke tempat latihan. "Gak mudah sih, lolos seleksi baru di tahun kedua. Mengikuti kejurnas O2SN di jakarta dengan raihan dua medali perak waktu itu," tambahnya. Dalam sebuah perjalanan. Beragam pengalaman dirasakan. Salah satunya yang tak pernah terbayang dibenaknya yakni mengikuti kejuaraan internasional. "Paling berkesan saat bisa mengikuti kejuaraan dunia di Belgia. Bagi saya itu adalah mimpi yang jadi kenyataan. Mengingat kondisi ekonomi keluarga waktu itu. Itu adalah satu momen istimewa dan tak terlupakan," terangnya haru. Kembali mengenai cita-cita yang tersimpan rapi jauh di dalam dirinya. Amaria mengaku sangat ingin menembus ajang kejuaraan tertinggi di cabang olahraga beladiri karate. Yang di selenggarakan oleh Word Karate Federation (WFK). Selain dari kejuaraan tertinggi WFK. Demi menuliskan karier cemerlang, dia tetap ingin merasakan atmosfer PON, SEA Games, Asian Games juga olimpiade.  "Tembus ke WKF pastinya ya, bertanding melawan atket karate dari banyak negara. Selain itu juga nantinya bisa mewakili Kaltim ke PON, SEA Games, Asian Games bahkan Olimpiade," harapnya. Untuk mencapai tujuan besarnya. Amaria yang sedari kecil terdidik dengan disiplin tinggi. Sedikit membocorkan kunci rahasia keberhasilannya sejauh ini. Yang pasti bisa dilakukan oleh siapapun yang memiliki tekad kuat. Yakni konsisten menjalani latihan dengan semua tekanan yang diberikan pelatih. "Kuncinya rajin berlatih, mempersiapkan diri dengan sebaik mungkin. Saya berlatih setiap hari selama seminggu full. Saat sekolah dulu juga begitu, dari pagi sampai sore sekolah, lalu pulang mandi latihan sampai malam," pungkasnya. (frd/fdl)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: