Kayu Bajakah Belum Terbukti Obati Kanker Payudara

Kayu Bajakah Belum Terbukti Obati Kanker Payudara

Ketua Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) Linda Agum Gumelar di kantor Gubernur Kaltim, Jumat (18/10/2019).

========= Samarinda, DiswayKaltim.com - Jangan anggap remeh kanker payudara. Sebanyak 42,1 persen perempuan Indonesia pasti mengidap itu. Rendahnya deteksi dini dan penanganan secara medis jadi penyebab.

Data yang didapat DiswayKaltim.com sebenarnya prevalensi kanker di Kaltim mengalami penurunan. Pada 2013 prevalensinya sekitar 1,8 persen. Berada diambang batas nasional. yakni 1,4 persen.

Turun pada 2018 menjadi sekitar 1,6 persen. Dimana ambang batas nasional adalah 1,8 persen. Kanker payudara msauk di dalamnya.

Tapi secara nasional justru mengkhawatirkan. Acuanya hasil riset kesehatan dasar oleh Kementerian Kesehatan tahun 2018.

Angka kejadian untuk perempuan yang tertinggi adalah kanker payudara. Yakni 42,1 persen dari 100.000 penduduk. Lalu kanker leher rahim 23,4 persen dari 100.000 penduduk. Bahkan Indonesia masuk peringkat delapan negara pengidap kanker payudara se-Asia Tenggara.

Ketua Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) Linda Agum Gumelar menuturkan, deteksi dini terhadap penyakit ini masih rendah. Masyarakat enggan mengobati secara medis. Alih-alih memilih herbal sebagai penyembuh. Tanpa didukung riset.

Yang tengah viral adalah kayu bajakah. Tanaman asli Kalimantan. Diyakini dapat menyembuhkan kanker payudara.

“Perlu ada penelitian. Kami harap perlu ada riset tentang itu,” tuturnya di kantor gubernur Kaltim, Jumat (18/10/2019).

Mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabinet Indonesia Bersatu ini, bukannya melarang. Namun dia punya pengalaman pahit. Pernah mengidap kanker payudara pada 1996 silam. Beruntung saat itu masih stadium awal. Penanganan cepat dilakukan.

“Harusnya ke dokter, jangan herbal dulu atau pengobatan sendiri. Nanti itu akan menjadi sesuatu yang berat kalau sudah parah,” tegas Linda.

Yang mengejutkan, pengidap kanker payudara lebih banyak ditangani di RS Dharmais di Jakarta. Sebagai Pusat penanganan kanker nasional. Persentase pengidap penyakit ini 56 persen. Sisanya baru jenis kanker lain.

“Kita bisa mencurigai apakah ini kanker atau tidak kalau ada sesuatu di tubuh. Lebih baik memeriksanya satu kali sebulan,” pungkasnya. (boy/dah)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: