Survei Bank Indonesia, Optimisme Konsumen Terus Menguat

Survei Bank Indonesia, Optimisme Konsumen Terus Menguat

Balikpapan, nomorsatukaltim.com – Optimisme masyarakat akan perbaikan kondisi ekonomi terus menguat. Hal itu tercermin dari beberapa indikator hasil survei konsumen yang dilakukan Bank Indonesia, periode Mei lalu.

Tercatat bahwa lndeks Keyakinan Konsumen (IKK) Mei tahun ini sebesar 104,4. Angka itu meningkat dibandingkan dengan IKK April 2021 sebesar 101,5. Keyakinan konsumen terpantau membaik pada sebagian besar kategori tingkat pengeluaran, tingkat pendidikan, dan kelompok usia responden. Secara spasial, keyakinan konsumen membaik pada 6 kota yang disurvei, tertinggi di Kota Medan, diikuti oleh Surabaya dan Manado. Kepala Departemen Komunikasi  Erwin Haryono mengatakan bahwa adanya penguatan konsumen pada Mei 2020 didorong oleh persepsi konsumen yang membaik terhadap kondisi ekonomi saat ini meskipun masih berada pada area pesimis (<100). “Hal tersebut didorong oleh perbaikan persepsi terhadap ketersediaan lapangan kerja, penghasilan, dan ketepatan waktu pembelian barang tahan lama,” jelas Erwin Haryono dalam keterangan resminya pada Rabu (9/6/2021). Adapun ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi ke depan terpantau relatif stabil dibandingkan dengan capaian pada bulan sebelumnya. Di mana ekspektasi ketersediaan lapangan kerja meningkat. “Sedangkan ekspektasi terhadap kegiatan usaha dan penghasilan cukup kuat meskipun lebih rendah dibandingkan dengan level pada bulan sebelumnya,” ujarnya. Perbaikan keyakinan konsumen juga terjadi di Provinsi Kalimantan Timur. Hal itu seiring dengan kenaikan ekspor, perbaikan mobilitas dan penurunan kasus COVID-19. “Keyakinan konsumen mengalami tren perbaikan,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kaltim, Tutuk SH Cahyono. Ia menjelaskan dari hasil survei konsumen BI Kaltim Mei 2021 menunjukkan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) telah melewati level optimis. Tercatat sebesar 105,75 didukung persepsi terhadap ekonomi ke depan dalam tren membaik. Meskipun persepsi kondisi ekonomi saat ini masih relatif terbatas. “Hingga posisi Mei 2021, data google mobility report mencerminkan adanya peningkatan mobilitas masyarakat di luar rumah,” sebutnya. Di sisi lain, kasus harian yang menurun juga turut meningkatkan keyakinan untuk beraktivitas di luar rumah, meski PPKM kembali diperpanjang. Tutuk menilai optimisme keyakinan konsumen terus membaik dibanding 2020. Pada tahun lalu dari sisi permintaan konsumsi masyarakat mengalami pelemahan dikarenakan banyaknya masyarakat Kaltim yang dirumahkan. Hal itu akibat dari adanya pembatasan aktivitas di kala pandemi merebak. “Belanja pemerintah juga mengalami perlambatan pada tahun lalu. Karena pembatasan belanja modal pengadaan di luar kebutuhan COVID-19,” tandasnya. Ia optimistis kondisi ini akan terus membaik sejalan pelaksanaan vaksin COVID-19 yang terus dilaksanakan. “Pada Mei 2021 Kaltim juga inflasi. Artinya daya beli masyarakat mulai membaik. Meskipun bahan pangan tetap menjadi perhatian bagi Kaltim,” tutupnya. OPTIMISTIS 8 PERSEN Menghadapi kuartal II 2021, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pertumbuhan ekonomi periode April-Juni 2021 dapat mencapai tujuh hingga delapan persen secara tahunan (year on year/yoy). Airlangga menyebut pemulihan ekonomi di kuartal II 2021 terus berlanjut. Tercermin dari indeks pembelian barang industri manufaktur (Purchasing Manager Index/PMI) Indonesia yang mencapai 55,3 di Mei 2021 atau tertinggi dalam sejarah. “Kita melihat bahwa proyeksi pertumbuhan tetap diperkirakan antara 6,7 sampai dengan 7,5 persen. Pemerintah menyakini bahwa kuartal II ini kita mampu pada tujuh sampai delapan persen,” ujarnya. PMI manufaktur Indonesia pada bulan kelima ini berada di atas PMI manufaktur ASEAN yang berada di level 51,8. Indonesia juga mencatat kenaikan PMI manufaktur yang lebih tinggi dibanding negara-negara lain seperti Vietnam (53,1), Malaysia (51,3), Singapura (51,7), Filipina (49,9), dan Thailand (47,8). Pertumbuhan industri manufaktur di antaranya terlihat dari penjualan produk otomotif. Menko Airlangga menyebut terjadi kenaikan penjualan mobil hingga 228 persen (yoy), setelah pemberlakuan stimulus Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM). Selain itu penjualan motor juga melejit 227 persen (yoy) dan indeks penjualan retail naik 9,8 persen (yoy). “Kemudian indeks keyakinan konsumen sudah di atas 100. Kita lihat juga pertumbuhan belanja nasional per akhir April kemarin juga sudah terjadi kenaikan sebesar 60,43 persen,” ujar Airlangga. Pada kuartal I 2021 Indonesia masih mencatat pertumbuhan ekonomi negatif di minus 0,74 persen. Angka ini melanjutkan tren resesi perekonomian sejak kuartal II 2020. Pada APBN 2021 pemerintah mengasumsikan  pertumbuhan ekonomi sebesar 4,5-5,5 persen. (fey/eny) https://www.youtube.com/watch?v=X8q2fNW4Jac

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: