Arus Balik ke Balikpapan Padat, Kasus COVID-19 Diprediksi Meningkat
Balikpapan, nomorsatukaltim.com – Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Balikpapan Andi Sri Juliarty khawatir. Kasus positif COVID-19 diprediksi melonjak. Saat arus balik nanti.
Menurutnya, Balikpapan sudah mengantisipasi kerumunan orang dengan menerapkan penutupan tempat-tempat wisata. Namun rupanya daerah lain tidak sepenuhnya melaksanakan hal serupa. Beberapa video yang tersebar di dunia maya menunjukkan sebaliknya. Betapa rendahnya kesadaran masyarakat terhadap disiplin Protokol Kesehatan (Prokes). Misalnya video yang memperlihatkan ratusan pengunjung pantai yang disebut-sebut berlokasi di Pangandaran, Jawa Barat. Video lainnya menunjukkan suasana liburan di Pantai Taman Impian Jaya Ancol, DKI Jakarta. "Habis itu mereka arus balik pulang dari Pangandaran, ada yang kembali bekerja ke Kaltim. Bawa oleh-oleh penyakit," tulisnya. Sementara itu, grafik penambahan kasus harian positif COVID-19 terus melandai. Satgas COVID-19 Balikpapan mencatat penambahan 22 kasus, Minggu (16/5/2021). Dilaporkan, ada penambahan sembilan kasus dari hasil pemeriksaan pada riwayat suspek. Enam kasus dari hasil riwayat tracing kontak. Tiga kasus terkonfirmasi positif dengan riwayat perjalanan. Empat kasus lainnya merupakan hasil pemeriksaan terhadap Orang Tanpa Gejala (OTG). Di sisi lain, satgas juga mencatat 33 kasus selesai isolasi. Antara lain, 4 orang dari Rumah Sakit (RS) Bhayangkara, 6 orang dari Embarkasi Asrama Haji di Batakan, Balikpapan Timur, 9 orang pasien RS Hermina, 3 pasien RSUD Beriman Balikpapan. Sisanya 11 orang juga sudah selesai isolasi mandiri yang dilaksanakan di rumahnya masing-masing. Tidak terdapat penambahan kasus positif yang meninggal dunia. Angka itu menunjukkan grafik penambahan kasus positif COVID-19 di Balikpapan kini konsisten berada di angka rata-rata 20 sampai 25 kasus perhari. Khususnya sejak Idulfitri 1442 Hijriah yang bertepatan pada Rabu (13/5/2021). Bahkan saat Idulfitri, satgas hanya menerima 4 laporan penambahan kasus baru. Ternyata, rekor terendah penambahan 4 kasus itu, ada kaitannya dengan perayaan lebaran tahun ini. "Saat lebaran, laboratorium tutup," tukasnya. Selain itu, lanjutnya, ada kecendrungan bahwa masyarakat yang memiliki gejala COVID-19, enggan berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) lantaran khawatir bila harus menjalani rawat inap di rumah sakit selama masa lebaran. "Jadi jumlah kasus juga menurun," terang dokter Dio sapaan akrabnya. (ryn/boy)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: