Wisata di PPU Ditutup, Pelancong Mengaku Tak Tahu

Wisata di PPU Ditutup, Pelancong Mengaku Tak Tahu

PPU, nomorsatukaltim.com - Tempat wisata di PPU masih dijaga. Oleh tim gabungan Satgas COVID-19 Penajam Paser Utara (PPU). Dalam puncak libur lebaran Idulfitri 1442 Hijriah, Minggu, (16/5/2021).

Tak hanya pintu keluar-masuk wilayah, tempat wisata tak luput dari penjagaan. Mengawal surat edaran Bupati PPU soal pengetatan 6-17 Mei. Adapun seluruh objek wisata ditutup secara resmi selama tiga hari, 14-17 Mei. Penyekatan pun dilakukan di pintu masuk beberapa pantai yang ada. Kepala Dinas Pariwisata PPU, Andi Israwati Latief meminta masyarakat bersabar. Untuk menahan diri dalam mengisi liburan kali ini. "Sudah kami sebar poster-poster penutupan tempat wisata ini di beberapa tempat dan Berbagai media. Mohon pengertiannya, ini demi melindungi keluarga dari COVID-19," ucap dia. Namun begitu, nyatanya tak menyurutkan niat para pelancong. Sejak 1 Syawal hingga Sabtu kemarin (15/5/2021), tak sedikit pengunjung yang menuju ke sana. Alhasil, ratusan pengunjung dengan berbagai sarana, roda dua, roda 4 bak terbuka, dan yang lainnya mesti mengurungkan diri. Terpaksa kembali karena tak diizinkan melintas. Adapun yang masih lolos hingga ke lokasi. Mereka menggunakan akses alternatif yang tidak dijaga tim gabungan personel TNI-Polri. Tak ingin kecolongan lagi kali ini, pengetatan semakin tegas. Tak hanya wilayah pantai, namun juga objek lain yang dijadikan tempat berkumpul masyarakat. "Kami sudah berkoordinasi dengan tim di lapangan, khususnya Babinsa dan Bhabinkamtibmas. Yang melakukan pengamanan dan patroli di setiap tempat obyek wisata, termasuk taman yang ada di depan Pemkab," urainya. Kepala Satpol PP PPU, Muktar berharap masyarakat khususnya warga PPU dapat mengindahkan surat edaran tersebut. Untuk tetap di rumah. Begitupun warga luar daerah. Tak memaksa untuk masuk wilayah Benuo Taka lalu ke tempat wisata di PPU. "Saya berharap masyarakat lebih baik untuk tetap di rumah saja. Jangan keluar tetap lindungi keluarga di rumah, karena wabah COVID-19 ini ada yang baru, yang telah mewabah di negara India," katanya. Adapun untuk kejadian sebelumnya, seperti di Pantai Tanjung Jumlai, Pantai Saloloang, Pantai Corong, Pantai Supakario dan beberapa lagi, pengunjung diminta untuk segera kembali. Tak melanjutkan piknik. Dilakukan tindakan secara persuasif, namun tegas dan humanis. "Kita lakukan secara persuasif. Seperti yang dilakukan kabupaten/kota lain kita akan langsung minta warga yang akan berkunjung ke objek wisata untuk putar balik arah, suruh kembali pulang," ujarnya. Terpisah, Lastri datang dari Long Kali, Paser. Dia berkunjung ke rumah kerabat di Waru, dan berniat melanjutkan perjalanan ke pantai di Penajam. "Tapi ternyata tak boleh masuk," sesal dia. Senada dengan Joni, salah seorang warga PPU yang menyayangkan adanya penutupan tempat wisata. Alasannya, karena saat ini sudah ada adaptasi kebiasaan baru. "Kami datang karena tidak tahu ada penutupan. Lagipula, kami tetap tahap pada protokol kesehatan. Semua pakai masker dan mencuci tangan," ucapnya. Apalagi, sambungnya, sudah menjadi kebiasaan untuk membawa keluarga berlibur. "Rencana mau pulang kampung ke Jawa. Tapi tidak bisa, makanya saya bawa keluarga ke pantai saja," tandasnya. Meski begitu, alasan itu tak bisa diterima petugas. Ia menjadi salah satu di antara sekian banyak pengunjung yang harus kembali pulang. (rsy/zul)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: