Kilang Pertamina Balikpapan, New Flare Balikpapan-II Beroperasi

Kilang Pertamina Balikpapan, New Flare Balikpapan-II Beroperasi

Balikpapan, nomorsatukaltim.com – Proyek RDMP RU V Balikpapan dan Lawe-Lawe mulai menunjukkan progres pencapaian siginifikan. Pada paruh pertama April lalu telah selesai pembangunan New Flare Balikpapan-II, yang merupakan pemindahan Flare Balikpapan-II existing.

Corporate Secretary PT Kilang Pertamina Balikpapan Reno Marina Shahputri mengatakan, bahwa di lokasi bekas flare existing akan dibangun unit-unit utama pengembangan kilang. Flare system sendiri berfungsi untuk membakar gas sisa proses produksi kilang. “Hal itu untuk menjaga operasional kilang tetap stabil dan memenuhi regulasi emisi dari pemerintah sehingga ramah lingkungan,” jelas Reno Marina Shahputri dalam keterangan resminya, Minggu (2/5/2021). Relokasi flare merupakan hasil kerja sama operator antara dua perusahaan BUMN. Yaitu PT Adhi Karya dengan PT Rekayasa Industri (KSO Adhi-Rekind). Di mana kontrak pembangunannya sendiri telah dibuat sejak Februari 2019 lalu. Menurut Reno, relokasi New Flare Balikpapan-II bertujuan untuk mengantisipasi kenaikan kapasitas pengolahan kilang. Yang semula hanya 260 ribu barrel per hari menjadi 360 ribu barrel per hari. “Setelah selesainya proyek RDMP. Maka kilang Pertamina Balikpapan akan mencapai kapasitas pengolahan sebesar 360 ribu barrel per hari dan meningkatkan standar produk dari yang saat ini Euro-II menjadi Euro-V,” bebernya. Adapun instrument pembangunan New Flare Balikpapan-II ini menggunakan pipa berdiameter 78 inchi di sekitar garis pagar pantai Pertamina. Dengan ketinggian mencapai 145 meter di atas permukaan laut. Di sekitar platform flare sudah dipasang pelampung pembatas dan sarana bantu navigasi pelayaran untuk menghindari kapal masuk area operasional kilang. Lokasinya telah sesuai dengan rekomendasi Dirjen Perhubungan Udara dan Dirjen Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan. Ia mengatakan, New Flare Balikpapan-II dibangun dengan platform atau tempat kedudukan flare yang menggunakan pipa pancang steel pipe pile berlapis khusus, dan tahan karat. Pada platform yang sama dibangun juga flare HCC yang akan dioperasikan saat pembangunan kilang telah selesai. “Nantinya terdapat dua flare di platform yang akan menyala secara bersamaan,” ujarnya. Mengingat pembangunannya dilakukan di atas platform yang memiliki keterbatasan dalam penggunaan crane besar, Reno menambahkan, bahwa untuk dapat mencapai ketinggian derick flare digunakan Gin Pole System dan memanfaatkan RAT (Rope Acces Team). “Pembangunan ini menggunakan sistem dan teknologi baru yang ditangani oleh tenaga kerja Indonesia berpengalaman di bidang energi,” ujarnya. Proyek RDMP dan Lawe-Lawe merupakan salah satu proyek strategis nasional (PSN) pemerintah. (fey/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: