Berkah Ramadan di Tengah Pandemi COVID-19

Berkah Ramadan di Tengah Pandemi COVID-19

Balikpapan, nomorsatukaltim.com- Ramadan tahun ini tidak berbeda dengan tahun sebelumnya. Masih dalam suasana cukup memilukan. Yakni pandemi COVID-19 yang belum berkesudahan. Ekonomi pasti kena dampak dari merebaknya virus dari Wuhan itu. Tapi itu tak menyurutkan semangat warga Balikpapan untuk mencari peruntungan di bulan penuh keberkahan ini.

Seperti yang dilakoni Agus Pamuji. Usia boleh dibilang sudah tidak muda lagi. Tapi bukan jadi penghalang untuk tetap bertahan di tengah pandemi. Bulan Ramadan ini dia berjualan takjil. Jajanan yang biasa disajikan untuk berbuka puasa. Lapaknya berada di area Masjid Jabalussalam, Perumahan BDS 1 Balikpapan. "Ini baru kali pertama saya coba jualan kue takjil Ramadan. Bagi saya, ramadan ini peluang bisnis halal yang sangat menguntungkan, kenapa enggak kita coba. Karena mayoritas umat Islam pasti butuh konsumsi kue untuk buka puasa," kata Agus. "Enggak nyangka, ternyata banyak yang beli. Alhamdulillah, laris manis," tambahnya. Beragam jajanan yang dijualnya. Memasuki hari ke 17 Ramadan ini, dagangannya hampir habis setiap harinya. Aneka kurma hingga jajanan nusantara ada di lapaknya. Sperti pisang hijau, resoles, bingka, tahu isi, dadar golong, botok, barongko, martabak mini, bubur sumsum, puding lumut, onde-onde, kolak pisang, klepon, pentol bakso. Selain melayani pembeli di lapak, Agus dibantu istri juga menerima orderan via online. Tentu dengan kemajuan teknologi sekarang mesti dimanfaatkan sebaik mungkin. Jangkauan konsumen pasti lebih luas. Alhasil selain dari warga area komplek perumahan, pembeli juga banyak dari kawasan lain. "Kami siap jadi kurir, demi memanjakan konsumen," kata Agus. Sadar bahwa kondisi seperti tidak hanya dia alami. Agus juga menjajakan produk lokal. Setidaknya turut membantu kelompok UMKM agar tetap survive. Seperti produk olahan ikan kering tanpa bahan pengawet kimia merek Jukud Taka yang diambilnya dari kelompok UMKM di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). Ikan kering Jukud Taka ini sudah masuk sebagian kecil di sejumlah pedagang sayur di Balikpapan. Rencana awal sebenarnya Agus ingin jualan keliling. Menggunakan mobil. Hanya saja sebagian besar warga sekitar komplek menyarankan dia jualan tetap saja. "Tapi enggak jadi, banyak saran dari emak-emak di BDS 1 supaya tempatnya enggak usah pindah. Enggak usah pindah Pak Agus, tetap saja di situ," katanya. Soal modal Agus untuk jualan di bukan Ramadan ini sekira Rp 5 juta. "Modal itu selain untuk kulakan kurma dan ikan kering jukud taka, juga beli peralatan seperti keranjang kain, payung, papan nama dua unit dan meja,"tuturnya. Karena masih dalam situasi pandemi protokol kesehatan tetap diutamakan Agus. Karena itu di tempat jualannya disiapkan hand sanitizer, pakai masker dan menjaga jarak. "Meski saya jualan di tempat umum tetap komitmen perhatikan prokes," tutupnya. (fdl2)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: